Mungkin anda perlu baca ini ?

Tentang Islam Kaffah :

https://arsiparmansyah.wordpress.com/2007/10/17/kaffah-1/
https://arsiparmansyah.wordpress.com/2007/08/28/kaffah-2-sebuah-jawaban-untuk-unitarian/
https://arsiparmansyah.wordpress.com/2008/08/19/islam-kaffah-an-unlimited-system/
https://arsiparmansyah.wordpress.com/2008/08/21/islam-kaffah-the-soulmate/

https://arsiparmansyah.wordpress.com/2008/07/10/tentang-golput/

Hakekat Dzikir

ARMANSYAH

ARMANSYAH

Dzikir artinya ingat, Dzikrullah adalah mengingat Allah.
Kata Dzikrullah atau mengingat Allah ini dalam kacamata saya berkorelasi erat dengan wahyu pertama yaitu : Iqra Bismirobbi, baca, pahami, analisalah dengan menyebut nama Tuhan.

Sehingga beranjak dari sini maka berdzikir ada 2 macam : Dzikir lafash dan dzikir tindakan.
Dzikir lafash adalah seperti yang banyak disampaikan yaitu dengan jalan melafaskan asma-asma Allah, puji-pujian dan pengagungan kepada Allah Azza Wajalla. Termasuk didalamnya membaca al-Qur’an. Lafash disini dalam makna dilafaskan secara jahar pelan maupun didalam hati.

Dzikir tindakan sendiri adalah dirujuk pada komunitas ilmiah atau gerakan mencari ilmu pengetahuan yang tersebar dalam lautan ayat Qauniah atau segala sesuatu yang ada disekitar kita termasuk alam semesta secara keseluruhannya sesuai dengan kemajuan peradaban yang ada pada kita.

Baik Dzikir lafash atau dzikir tindakan, harus bermuara pada satu hal, yaitu Allah.
Sesudah kembali kepada Allah, maka ini bukan berhenti sampai disini saja sebab kita diminta beraction lain yaitu mengaplikasikannya dalam kehidupan pribadi, bermasyarakat maupun berbangsa dan bernegara.

Jadi dzikir lafash yang dilakukan akan menghasilkan orang-orang yang selalu mawas diri terhadap terapan langkah-langkah hidupnya bergaul dengan manusia lain sehingga tercipta kondisi yang anil fahsa i-wal mungkar sebagaimana tujuan inipun tertulis jelas dalam hakekat pelaksanaan ibadat sholat menurut al-Qur’an.

Sementara dzikir tindakan ber-Iqro akan menghasilkan pribadi ilmuwan yang memberikan kemajuan-kemajuan, pencerahan, kemodernitasan ditengah masyarakat sehingga dapat meningkatkan taraf hidup masyarakat itu sendiri menjadi lebih baik dan tentu saja lebih kenal terhadap kemaha besaran Allah secara aplikatif atau real.

Saya tidak pernah percaya perintah yang ada didalam Islam dibebankan oleh Allah dengan tanpa tujuan atau sebatas ritual kewajiban tanpa makna, mulai dari sholat, dzakat, haji, dzikir dan lain sebagainya. Memang secara vertikal sasarannya adalah Allah namun didalam agama ini ada hubungan vertikal dan adapula hubungan yang horizontal (Hablum minallah wa hablum minannas).

Ada keselarasan atau keseimbangan diantara keduanya sehingga membentuk satu kesatuan yang utuh dan terintegrasi sesuai dengan tujuan awal keberadaan atau eksistensi manusia sendiri dijadikan Allah sebagai Khalifah dibumi.

Apabila kita menjadi Khalifah yang baik dalam artian sesuai dengan kehendak Allah maka itulah makna dari eksistensi kita dijadikan dalam kerangka beribadah kepada-Nya. Olehnya maka didalam Islam, kita harus Kaffah, totalitas, menyeluruh, lahir dan batin. Tidak boleh ada yang pincang dalam beragama, semua harus sesuai jalur dan garis yang ditentukan sehingga tercipta sebuah proporsionalitas dalam hidup dan kehidupan.

Orang yang sibuk berdzikir lafash tanpa berdzikir tindakan artinya dia secara tidak langsung menafikan fitrah kehidupan insaniahnya atau mengebiri nikmat jasadiah yang mestinya dia salurkan atau dia manfaatkan. Perilaku rahbaniah semacam ini sudah dikecam oleh Rasul sendiri dalam sejumlah riwayatnya. Artinya bahwa pendekatan kepada Allah memiliki makna pendekatan kepada makhluk-Nya, memberikan kemaslahatan pada lingkungannya, ia mesti berkarya nyata dilapangan … itulah Islam. Itulah makna Dzikrullah yang hakiki, bukan sebatas geleng kepala kekanan atau kekiri, lafas anu seribu kali lafas anu sejuta kali. Makanya Nabi tidak pernah mencontohkan hal-hal semacam itu dan orang yang hanya sibuk membenar-benarkan perbuatannya dalam melakukan pola semacam ini jelas telah bertindak subyektif. Hidup adalah perbuatan …. lakukanlah sekarang karena harapan itu masih ada.

InsyaAllah.


Inna min khiyarikum ahsanakum akhlâqan
Sesungguhnya orang pilihan di antara kalian adalah orang yang berakhlak baik

Salamun ‘ala manittaba al Huda
Khud al hikmah walau min lisani al kafir

ARMANSYAH
https://arsiparmansyah.wordpress.com
http://armansyah.swaramuslim.com
http://dunia-it-armansyah.blogspot.com/

Cara bertakbir dan dzikir kepada Allah

Beliau (Nabi) keluar pada hari raya fitri lalu bertakbir sampai ke Mushola dan sampai menunaikan sholat. Setelah beliau sholat beliau menghentikan takbirnya. (Diriwayatkan oleh Ibnu Abi Syaibah dan dihasankan Al Albani dalam Silsilah Ahadits Shohihah No. 170)

Berdo’alah kepada Tuhanmu dengan berendah diri dan suara yang lembut. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang melampaui batas. (Al-A’raaf [7] :55)

Dari Abu Musa ra., ia berkata: Ketika kami sedang bersama Rasulullah saw. dalam suatu perjalanan, mulailah orang-orang mengeraskan suara mereka dalam membaca takbir lalu bersabdalah beliau: Wahai manusia, rendahkanlah suara kamu sekalian! Karena kamu sekalian sesungguhnya tidak sedang memohon kepada yang tuli maupun yang gaib bahkan kamu sekalian sedang memohon kepada Tuhan Yang Maha Mendengar lagi Maha Dekat Yang selalu bersama kamu sekalian. (Shahih Muslim No.4873)

Dan sebutlah (nama) Tuhanmu dalam hatimu dengan merendahkan diri dan rasa takut, dan dengan tidak mengeraskan suara, di waktu pagi dan petang, dan janganlah kamu termasuk orang-orang yang lalai. (Al-A’raaf : 205)

Dan bacalah al-Qur’an itu dengan perlahan-lahan. (QS. 73:4)

Dan apabila dibacakan Al-Qur’an, maka dengarkanlah baik-baik, dan perhatikanlah dengan tenang agar kamu mendapatkan rahmat . (Al-A’raaf : 204)