Promo Buku Saya ke-6: Hukum Anjing Menurut Islam

PROMO JULI 2015:

Proses pencetakan buku saya ke-6 telah dimulai. Judulnya kali ini : “Hukum Anjing Menurut Islam“. Dicetak limited dan distribusi buku yang juga terbatas. Buku ini tidak saya jual di toko buku bebas tetapi insyaAllah bagi sahabat yang berdomisili di Palembang khususnya bisa mendapatkan buku ini juga nantinya di pets shop yang telah menjalin kerjasama dengan saya serta forum-forum pencinta hewan yang tersebar diseluruh Indonesia, Malaysia serta Brunei Darussalam.

Bagi sahabat yang bermaksud untuk menjadi reseller diluar kota Palembang, silahkan mengajukan proposalnya via inbox, bbm, wa atau email saya. Nanti saya proses dulu aplikasinya, bagi reseller yang saya approve akan dihubungi secepatnya.

Untuk sahabat yang ingin P.O silahkan inbox dengan format:

Nama/Alamat/no telpon/email aktif.

Contoh:
Armansyah/Jl. Sosial no. 166 Km. 5 Palembang/0816355539/armansyah.skom.mpd@live.com

Harga buku: Rp. 50.000,- (bebas ongkos kirim keseluruh Indonesia)
Khusus 50 pemesan buku pertama saya kasih bonus : DVD murrotal al-Qur’an+Terjemahannya dalam bahasa Indonesia sebesar 1.6Gb, aplikasi al-Qur’an berbasis windows freeware/open source serta ebook saya berjudul: “Menjawab Islam Liberal”: Arsip pemikiran Armansyah (EBook terbaru saya dalam format EPub)

Buku insyaAllah akan siap sekitar 15-20 hari kedepan terhitung dari 27 Juli 2015.

Silahkan kirim proposal ke:

SMS/WA: 0816355539

BBM : 5756345f

IG : armansyah_sutan_sampono

Line : arman_syah

FB: armansyah

Email : armansyah.skom.mpd@live.com

cover-hukum-anjing_final copy

Taat pada Ulil Amri Minkum: Apa maksudnya?

Oleh : Armansyah

Mentaati perintah Ulil Amri merupakan satu kesatuan dari perintah untuk mentaati Allah dan mentaati Rasul-Nya. Hal ini tercantum dalam kitab suci al-Qur’an surah An-Nisaa’ ayat 59 :

ilustrasi Surah an-Nisaa' ayat 59

ilustrasi Surah an-Nisaa’ ayat 59

yaa ayyuhaa alladziina aamanuu athii’uu allaaha wa-athii’uu alrrasuula waulii al-amri minkum fa-in tanaaza’tum fii syay-in farudduuhu ilaa allaahi waalrrasuuli in kuntum tu’minuuna biallaahi waalyawmi al-aakhiri dzaalika khayrun wa-ahsanu ta’wiilaan 

Terjemahan ayat diatas adalah :

Hai orang-orang yang beriman, ta’atilah Allah dan ta’atilah Rasul (Nya), dan ulil amri di antara kamu. Kemudian jika kamu berlainan pendapat tentang sesuatu, maka kembalikanlah ia kepada Allah (Al-Qur’an) dan Rasul (sunnahnya), jika kamu benar-benar beriman kepada Allah dan hari kemudian. Yang demikian itu lebih utama (bagimu) dan lebih baik akibatnya.

Asbabun Nuzul ayat ini dari Ibnu Abbas, katanya, “Diturunkan ayat ini pada Abdullah bin Hudzafah bin Qais, yakni ketika ia dikirim oleh Nabi saw. dalam suatu ekspedisi. Berita itu diceritakannya secara ringkas. Dan kata Daud, ini berarti mengada-ada terhadap Ibnu Abbas, karena disebutkan bahwa Abdullah bin Huzafah tampil di hadapan tentaranya dalam keadaan marah, maka dinyalakannya api lalu disuruhnya mereka menceburkan diri ke dalam api itu. Sebagian mereka menolak, sedangkan sebagian lagi bermaksud hendak menceburkan dirinya.” Katanya, “Sekiranya ayat itu turun sebelum peristiwa, maka kenapa kepatuhan itu hanya khusus terhadap Abdullah bin Hudzafah dan tidak kepada yang lain-lainnya? Dan jika itu turun sesudahnya, maka yang dapat diucapkan pada mereka ialah, ‘Taat itu hanyalah pada barang yang makruf,’ jadi tidak pantas dikatakan, ‘Kenapa kalian tidak mau mematuhinya?'”

Continue reading

Mengenal Setan

Mengenal Setan

Oleh : Armansyah

Setan atau Syaithan (شَيْطَانٌ) dalam bahasa Arab diambil dari kata (شَطَنَ) yang berarti jauh. Ada pula yang mengatakan bahwa itu dari kata (شَاطَ) yang berarti terbakar atau batal. Pendapat yang pertama lebih kuat menurut Ibnu Jarir dan Ibnu Katsir, sehingga kata Syaithan atau setan artinya yang jauh dari kebenaran atau dari rahmat Allah Subhanahu wa Ta’ala.

Bagi sebagian kalangan, apabila mendengar kata Setan, maka seketika pikirannya biasanya akan langsung membayangkan sesosok makhluk yang seram, hitam, bertanduk dikepalanya, kedua matanya merah, gigi tajam tak ubahnya drakula, dan memiliki ekor dengan ujungnya seperti anak panah. Minimal kita akan langsung mengasosiasikannya dalam perwujudan pocong, kuntilanak, tuyul dan beragam bentuk penampakan makhluk halus lainnya yang sudah kita kenal.

Continue reading