Bob Sadino dan Aurat Laki-laki

Kita menghormati dan memberi apresiasi pada seorang Bob Sadino sesuai dengan kapasitas dan kontribusinya pada dunia usaha dan motivasi bisnis Indonesia. Tapi dibalik semua kekaguman dan apresiasi itu tetap harus dapat berlaku obyektif dalam menyikapinya. Khususnya disini yang kita soroti adalah batasan aurat laki-laki sesuai dengan syari’at Islam.

Seorang laki-laki muslim itu auratnya mulai dari perut hingga bawah lutut. Itu yang wajib untuk di tutup dari pandangan umum.

Musnad Ahmad 6467: Telah menceritakan kepada kami Muhammad bin Abdurrahman Ath Thofawi dan Abdullah bin bakr As Sahmi dan maknanya satu, mereka berkata; telah menceritakan kepada kami Sawwar Abu Hamzah dari ‘Amru bin Syu’aib dari bapaknya dari kakeknya, dia berkata; bahwa Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa Salam bersabda: “Perintahlah anak-anak kalian untuk melaksanakan shalat ketika mereka berumur tujuh tahun, dan pukullah mereka jika menolak sedang umur mereka masuk sepuluh tahun, serta pisahkanlah tempat tidur di antara mereka. Jika di antara kalian menikahkan budak atau pelayannya, maka jangan sekali-kali melihat sesuatu dari auratnya. Karena sesungguhnya, apa-apa yang berada antara pusar sampai lututnya adalah aurat baginya.”

Salam dari Palembang Darussalam.
20 Januari 2015

Armansyah Azmatkhan.

Antara tokoh Khrisna, Semar, Superman dan khayalan Berhalaisme

Waktu masih kecil sekitar pertengahan tahun 80-an, saya sangat menggemari cerita Mahabharata versi Jawa. Setiap hari cerita bergambarnya dimuat di harian Pos Kota, satu halaman dengan sisipan cergam Doyok, Otoy dan Ali Oncom. Salah satu topik yang saya terus ingat sampai sekarang dari cerita Mahabharata versi Jawa itu adalah ketika Batara Ismaya turun dari kahyangan ke bumi dan menjelma menjadi manusia bernama Semar.

Ketika Batara Ismaya ada dibumi dan berwujud Semar, maka di Kahyangan tak akan dijumpai lagi wujud Batara Ismaya. Begitupula jika sang Semar kembali ke wujud aslinya di Kahyangan menjadi Batara Ismaya, maka tidak akan ada pula sosok Semar di bumi yang menemani Pandawa bersama punakawan lainnya. Keduanya adalah dua pribadi yang sama.

Jika kita ambil persamaan cerita tersebut dengan kisah modern, maka kurang lebih mirip seperti kasus Clark Kent yang berganti rupa menjadi Superman. Saat Superman sedang beraksi menumpas kejahatan maka tak ada sosok wartawan lugu bernama Clark Kent, begitu pula bila sosok Clark Kent lengkap dengan kacamata dan baju wartawannya itu ada, maka jangan berharap akan melihat sosok Superman dengan kostum biru dan jubah merah berada disana. Mereka dua sosok dari satu orang yang sama.

Namun jika kemudian disampaikan cerita bila Tuhan turun kebumi dan menjelma menjadi sosok bayi merah yang dilahirkan oleh seorang perempuan, penuh keterbatasan dan kekurangan, maka bagaimanakah konsepnya dapat dijelaskan? Apalagi kemudian sang bayi ketika sudah dewasanya malah menangis dan berdoa untuk terbebas dari himpitan marabahaya dan cobaan tertentu…. dimana pula logikanya?

Bukankah sang bayi ini adalah jelmaan tuhan itu sendiri? Bukankah mestinya sang bayi ini tetap tidak akan kekurangan kekuatan dan kehebatan ketuhanannya sama sekali. Toh bagaimanapun bayi ataupun wadag manusia yang ia mewujudkan diri itu cuma sebatas kerangka saja, cuma kotak atau cashing. Isinya toh tetap Tuhan yang tak terbatas dan penuh dengan seluruh sifat ilahiyahnya.

Lihat misalnya kita ambil contoh film Little Khrisna. Disana, Khrisna adalah perwujudan dari dewa Wishnu. Ketika ia bayi, pernah akan dibunuh oleh raksasa perempuan atas perintah khamsa. Khrisna yang masih bayi itu sudah tahu bahwa sang raksasa akan membunuhnya dengan jalan menyusui wadag kecilnya itu sampai kemudian sang raksasa malah yang terbunuh olehnya. Begitupula ketika dalam hampir seluruh episode Khrisna kecil diceritakan tentang adanya bahaya yang mengancam rakyat prindavan, Khrisna yang berusia mulai batita hingga balita itu mampu menyelamatkan mereka sebab wujudnya itu bukanlah penghalang kemahadewaan dia sebagai Wishnu. Misalnya saja salah satu tema yang sering diangkat diberbagai penceritaan adalah kisah Khrisna kecil yang mengangkat bukit Govindan saat dia memberi pelajaran pada dewa Indra.

Ceritapun sama manakala Khrisna sudah tumbuh besar dan menjadi bagian dari epik Mahabharata. Dia tidak kehilangan jati diri kedewaannya meski tersekat dalam wadag manusia. Namun jika kemudian sang Khrisna misalnya digambarkan karena rasa lapar diperutnya lalu ingin memetik buah sebagai pengganjal perut tapi sama sekali tidak tahu bila pohon itu sedang tidak berbuah dan menjadi marah lalu mengutuk pohon itu…. dimana sisi kedewaan Khrisna? Atau bila kemudian Khrisna dikejar oleh musuh-musuhnya untuk dibunuh, dia melarikan diri kemudian berdoa seorang diri dengan penuh harap dan kecemasan sampai begitu luar biasnya… tentu akan menjadi tanda tanya semua orang terhadap kedewaan Wishnu didalam wadag manusianya itu.

Tapi, ini cuma pengandaian…. sebagai penggemar cerita Mahabharata, saya paham sekali bila sosok Khrisna tidaklah demikian adanya. Hanya saja, saya cuma sebatas pembaca serta penikmat ceritanya saja. Tidak untuk dijadikan keyakinan dalam beragama. Sebab keyakinan saya adalah Tauhid. Saya memberi apresiasi yang bagus untuk cerita Mahabharata dalam semua versinya tapi saya tidak dapat mengaminkannya, sebab sekali lagi, hal itu bertentangan dengan logika Tauhid yang saya yakini.

Semoga ada pelajaran dan hikmah yang dapat diambil dari catatan ini.

Salam dari Palembang Darussalam.
Mohon maaf lahir dan batin.
Facebook, 24 Des 2014

Armansyah

Menyoal film King Suleiman ANTV

Tanggal 23 Desember 2014, saya pernah menulis dalam status di Facebook  saya tentang film King Suleiman yang diputar di stasiun televisi ANTV.

Setelah sempat heboh dengan mini seri Jodha Akbar beberapa waktu yang lalu, kali ini, umatpun dibuat resah dengan kemunculan mini seri King Suleiman. Jika saja kita memahami bahwa industri perfilman tentu akan selalu begitu, suatu cerita yang kemudian diangkat kedalam bentuk visual tertentu pasti akan mengalami pengembangan dan bahkan perubahan dari cerita itu sendiri. Sutradara tentu akan mempertimbangkan selera pasar dan prospek iklan yang dapat ia sedot dari tayangan yang ia produksi. Belum lagi bila dibalik itu semua terdapat agenda lain yang tersembunyi.

Sedikit sekali cerita yang diadopsi kedalam bentuk film layar lebar maupun mini seri yang sesuai dengan kisah aslinya.

Lihat saja contohnya film G-30S PKI yang terkait sejarah bangsa ini dimasa lalu. Terus lihat juga misalnya film kolosal Saur Sepuh yang justru diangkat dari sandiwara radio namun memiliki perbedaan besar diantara keduanya. Bahkan, film yang diangkat dari sejarah dan fakta terbarupun tidak luput dari perubahannya sebagaimana kita lihat dalam film Hijrah Cinta yang seharusnya merupakan film biografi alm. Uje. Bila anda mengikuti semua dokumenter dan kesaksian dari para keluarga serta orang-orang terdekat beliau menjelang wafatnya, tentu akan mengetahui perbedaan antara fakta dan fiksi dalam film itu.

Menarik juga bila kita melihat mini seri Mahabharat versi Star Plus yang baru-baru ini tayang dan menghebohkan itu. Ceritanya jauh berbeda dengan versi Mahabharat lain yang sudah ada dan bahkan termasuk dari kitabnya sendiri.

So. Jika kemudian sekarang mini seri King Suleiman digugat, saya tidak heran. Sejak awal melihat pakaian para pemaiannya saja saya sudah langsung dapat menyimpulkan bila film itu cuma film picisan yang hanya mengumbar aurat perempuan yang diatasnamakan sebagai bagian dari sejarah kerajaan agama Islam di Turki.

Parameter yang digunakan untuk penilaian itu tidak perlu rumit, cukup sandingkan ia dengan al-Qur’an. Apa kata al-Qur’an tentang aurat wanita dan bagaimana film itu menampilkan aurat para artis wanitanya. Jika ia vulgar maka dapat dipastikan itu cuma film murahan. Jika memang ingin tetap menontonnya, ya anggap saja seperti sedang menonton film kartun Donald Bebek atau Tom and Jerry. Filmnya binatang.

Tambahan dari status 01 Januari 2015.

Setelah kemudian menuai kontroversi dimasyarakat, pihak ANTV lalu merubah judul seri tersebut dirubah dari King Suleiman menjadi Abad Kejayaan.

Dalam penjelasan di Republika, Coorporate Communications Manager ANTV, Nugroho Agung Prasetyo mengatakan bahwa King Suleiman merupakan tayangan drama yang terinspirasi dari sejarah yang berlatar belakang kerajaan Ottoman. Meski terinspirasi dari sejarah, drama ini murni kisah fiksi. Kisah drama tersebut lebih berfokus pada romantika dan intrik.

Entahlah. Tapi menurut saya hal ini kurang tepat dan mengada-ada. Jika memang itu fiksi maka harusnya jangan menggunakan ketokohan dari Sultan Sulaiman Al Qanuni. Pihak pembuat film ini dapat menggunakan tokoh yang juga fiksi dan membuatnya seolah menjadi salah satu kerabat istana dalam pemerintahan Ottoman tanpa sama sekali merusak atau mengatasnamakan sejarah asli Khalifah kesepuluh dalam Khilafah Ustmaniyah ini.

Saya adalah anak-anak yang besar pada era 80-an. Waktu itu ada satu sandiwara radio terkenal berjudul Saur Sepuh dengan tokoh utamanya Brama Kumbara. Sandiwara radio ini sempat di filmkan dalam format layar lebar sebanyak 5 episode. Tokoh Brama Kumbara dengan kerajaannya bernama Madangkara yang menjadi sentral cerita adalah tokoh dan cerita fiksi. Tidak pernah ada. Tetapi ia terinspirasi dari banyak sejarah kerajaan masa lalu. Makanya dalam berbagai episodenya dikisahkan bagaimana kedekatan dan mixing cerita Brama Kumbara dengan raja-raja dari Majapahit (Wikramawardhana) maupun Pajajaran (Prabu Siliwangi). Tapi tak ada satupun sisi sejarah yang dirubah dan diacak-acak dalam karya almarhum Niki Kosasih tersebut meskipun Brama diceritakan menjadi bagian cerita dari peristiwa perang paregreg hingga pembuatan Telaga Renamahawijaya.

Itu baru cerita fiksi yang sesungguhnya, bukan seperti seri King Suleiman alias Magnificent Century.

Sekarang, saya copy-pastekan sejarah asli dari Sultan Sulaiman al-Qanuni tersebut.

Pemimpin Muslim yang didapuk peradaban Barat dengan gelar ‘Solomon the Magnificient‘ atau ‘Solomon the Great‘ itu adalah Sultan Sulaeman I. Sulaeman pun tersohor sebagai negarawan Islam yang terulung di zamannya. Kharismanya yang begitu harum membuat Sulaeman dikagumi kawan dan lawan. Di masa kekuasaannya, Kekhalifahan Turki Utsmani memiliki kekuatan militer yang sangat tangguh dan kuat.

Continue reading