Mimpi saya sebelum ajal menjemput

Ada satu mimpi besar yang mudah-mudahan Allah izinkan terwujud suatu hari kelak. Saya punya mimpi untuk membangun sebuah pesantren yang akan menghasilkan santri-santriwati berdedikasi, terbuka dalam hal wawasan dan keilmuan, mengerti ilmu fiqh, pandai dalam teknologi serta memiliki landasan keimanan Tauhid yang kokoh. Saya ingin berbuat lebih banyak untuk umat ini sebelum jasad diapit oleh tanah merah.

Saya tak tahu berapa banyaknya lagi jumlah angka dari sisa umur ini… entah akankah dalam bilangan tahun, bulan, minggu, hari, jam atau malah detik. Mohon maaf lahir dan batin. Semoga sama-sama selamat dunia dan akhirat.

Bumi Palembang Darussalam,

Romadhon 1435H
Mgs. Armansyah Sutan Sampono Azmatkhan ibn Umar abd Hamid

—–

Kenapa saya lebih memilih Facebook

Seorang sahabat pernah tanya pd saya kenapa lebih prefer pada FB ketimbang Twitter. Padahal banyak tokoh besar justru ada di TW. Saya jawab bahwa semua punya maqomnya masing-masing lagi pula saya bukan tokoh besar. Saya hanya ordinary person yang tinggal didaerah.

Alasan lainnya salah satu profesi saya adalah penulis, ruang gerak TW yang sempit tidak cocok untuk profesi saya tersebut. Meski demikian saya tetap punya akun di TW, Path, IG dan sejumlah medsos lain meski hanya sesekali saya cek. Saya juga sejak lama sudah punya akun di FB Muslim yang ini : http://mymfb.com/armansyah/ sekalian bila ada teman-teman Muslim yang ingin meramaikan medsos milik umat Islam tersebut, silahkan buat akun juga disana. Performancenya sama seperti FB, bisa menjadi alternatif juga.

Bismillah.,

Bersikap Adillah terhadap Jokowi

Tulisan ini aslinya merupakan status yang saya tulis di timeline Facebook saya pada tanggal 05 Mei 2014, jauh sebelum proses kampanye dan pemilihan presiden 09 Juli 2014 digelar.  Sehingga apapun hasil pilpres yang selanjutnya terjadi pada saat anda membaca kembali tulisan ini, sama sekali tidak lagi ada kaitan dengan pembelaan saya tersebut. Saya tulis kembali di blog ini untuk menjadi pembelajaran juga untuk kasus-kasus sejenis dimasa depan. Mudah-mudahan berguna insyaAllah.

Saya hanya mencoba bersikap adil pada Jokowi sesuai nash al-Qur’an dan as-Sunnah, dimana saat itu, media sosial sedang heboh-hebohnya mendeskreditkan sosok jokowi sebagai seorang non muslim. Status pada facebook tersebut saya posting secara publik, belum pernah sekalipun saya edit semenjadi saya posting dan masih dapat anda lacak melalui short url berikut : http://goo.gl/hW7Ph2

Status tersebut:

Demi Allah saya bukan pendukung Jokowi dan insyaAllah saya garansi tidak akan mencoblos Jokowi pada pilpres mendatang seperti yang sudah diketahui bersama dari status-status saya sebelum ini. Namun seringnya saya membaca postingan yang menyebutkan Jokowi anak china, kristenlah, syi’ahlah dan lain sebagainya… saya rasa sebagai seorang muslim yang berpedomankan al-Qur’an dan pelaksana sunnah Rasulullah, saya juga harus memberi pesan pada semuanya untuk berhati-hati dalam memberitakan sesuatu yang kita sendiri belum jelas betul kebenarannya.

Hal ini agar kita tidak terjebak dengan kaidah al-Qur’an untuk berlaku obyektif (adil), santun dan argumentatif. Setahu saya Jokowi secara status keagamaannya tampak luar adalah penganut Islam. Wallahua’lam tentang pola paham madzhab atau teknis ibadahnya. Juga diluar pengetahuan saya bila ia ternyata tengah berdusta dengan memakai topeng Islam ataupun misalnya sedang merencanakan makar tertentu terhadap umat. Hanya Allah saja yang mengetahui semua rahasia hamba-hamba-Nya. Allahukhoirul maakirin.

Ada baiknya sahabat-sahabat muslim yang kontra Jokowi untuk kroscek kembali sekaitan apa-apa yang akan diberitakan berkaitan dengan gubernur jakarta ini. Menuduh seorang muslim sebagai non muslim konsekwensinya berat disisi Allah.

Continue reading