Mutiara Nahjul Balaghah
Wacana dan surat-surat Imam Ali R.a,
Diambil dari buku dengan judul yang sama
Dengan pengantar Muhammad Abduh
Terbitan Mizan Cetakan VII Mei 1999
Ditulis ulang oleh : Armansyah
http://armansyah.swaramuslim.net
U/. Milis_Iqra 06 Pebruari 2007
——————————–
Pesan Imam Ali r.a kepada Abu Dzar r.a ketika melepasnya menuju dusun terpencil Rabadzah
Halaman 67
Abu Dzar al-Ghifari adalah seorang sahabat dekat Nabi Saw yang melancarkan berbagai protes dan kecaman keras terhadap Muawiyah bin Abu Sofyan serta pejabat-pejabat bawahannya didaerah Syam. Hal ini disebabkan mereka hidup amat mewah dan berfoya-foya diatas penderitaan rakyat.; Karena merasa kewalahan dan khawatir akan meluasnya pengaruh Abu Dzar, maka Muawiyah mengadukannya kepada Usman bin Affan selaku Khalifah waktu itu yang kemudian memangggil Abu Dzar kekota Madinah dengan maksud mencegahnya meneruskan kecaman-kecaman tersebut.
Tetapi Abu Dzar tetap bersikeras pada pendiriannya, bahkan mendesak Khalifah Usman agar memecat Muawiyah dari jabatannya sebagai gubernur Syam dan sekitarnya.; Akhirnya atas hasutan Marwan bin Hakam, menantu dan penasehat pribadi Usman bin Affan, lalu Abu Dzar diusir dan diasingkan ke Rabadzah, sebuah dusun terpencil. Dan dikeluarkanlah perintah agar tidak seorangpun mengiringi keberangkatan Abu Dzar atau bercakap-cakap dengannya.; Marwan sendiri ditugasi oleh Usman untuk mengawasi pelaksaan perintah tersebut.
Namun pada hari keberangkatannya, Ali bin Abu Thalib bersama ‘Aqil bin bin Abu Thalib ( saudaranya ), Ammar bin Yasir serta kedua putera beliau Hasan dan Husien ikut mengantar dan bercakap-cakap dengan Abu Dzar.
Saat Marwan melihat Hasan putera Ali ( cucu Rasul ) berbincang-bincang dengan Abu Dzar, Marwan menegurnya : ” Hai Hasan, tidakkah anda ketahui bahwa Amirul Mukminin ( Usman ) telah melarang siapapun berbicara dengan orang ini ? ; Jika belum tahu, ketahuilah sekarang ! ” ; Mendengar ucapan yang sombong itu, Ali menjadi gusar lalu dipukulnya unta Marwan dengan cambuknya seraya berkata : ” Minggirlah, semoga Allah melemparkanmu keneraka ! ” ; Ucapan itu menyebabkan Marwan meninggalkan tempat itu dalam keadaan marah dan mengadukannya kepada Usman.; Sementara Ali sendiri berkata kepada Abu Dzar :
Wahai Abu Dzar, sungguh engkau telah marah demi Allah.
Maka gantungkanlah harapanmu hanya kepada Dia yang engkau marah untuk-Nya.
Orang-orang itu telah menjadi takut kehilangan dunia mereka, sementara engkau telah risau karena takut kehilangan agamamu, maka tinggalkanlah apa yang mereka takutkan. Biarkanlah itu ditangan mereka dan larilah dengan membawa apa yang engkau takutkan dari mereka.
Sesungguhnya besar sekali kebutuhan mereka pada apa yang tidak engkau berikan kepada mereka.
Sedang engkau sama sekali tidak membutuhkan apa yang tidak mau mereka berikan kepadamu.
Kelak engkau pasti akan mengetahui siapa yang benar-benar beruntung dan lebih banyak memperoleh pengagum serta orang-orang yang merasa iri padanya.
Dan sekiranya seluruh langit dan bumi tertutup rapat bagi seorang hamba, lalu ia bertakwa kepada ALLAH SWT, niscaya Allah akan membukakan jalan tembus baginya.
Maka jangan sekali-kali membiarkan sesuatu mendatangkan ketenangan bagimu selain kebenaran. Dan jangan membiarkan sesuatu menyebabkan kerisauan bagimu selain kebatilan. Sekiranya engkau bersedia menerima dunia mereka, pasti mereka akan mencintaimu. Namun jika engkau bersedia menerima sebagian darinya untuk engkau nikmati, pasti mereka tidak akan lagi merasa takut kepadamu.
Demikianlah.
Filed under: hikmah, nasehat | Comments Off on Pesan Imam Ali
You must be logged in to post a comment.