Lukas pasal 24 ayat 42 : Panggang atau Goreng?

Posting ini merupakan lanjutan dari posting saya sebelumnya dalam rangka membuktikan nash al-Qur’an yang menyatakan bahwa kitab-kitab sebelum al-Qur’an telah mengalami perubahan (tasrif) oleh tangan-tangan manusia sehingga originalitas wahyu yang ada didalamnya telah terdistorsi.

وَيَقُوۡلُوۡنَ هُوَ مِنۡ عِنۡدِ اللّٰهِ وَمَا هُوَ مِنۡعِنۡدِ اللّٰهِ‌ۚ وَيَقُوۡلُوۡنَ عَلَى اللّٰهِ الۡكَذِبَ وَ هُمۡ يَعۡلَمُوۡنَ

Ali Imron – 78. Sesungguhnya diantara mereka ada segolongan yang memutar-mutar lidahnya membaca Al Kitab, supaya kamu menyangka yang dibacanya itu sebagian dari Al Kitab, padahal ia bukan dari Al Kitab dan mereka mengatakan: “Ia (yang dibaca itu datang) dari sisi Allah”, padahal ia bukan dari sisi Allah. Mereka berkata dusta terhadap Allah sedang mereka mengetahui.  (http://www.alquran-indonesia.com/index.php?surah=3&a=78)

Memutar-mutar lidahnya, yaitu mereka men-tahrif (mengubahnya), sebagaimana dinukil dari Mujahid, Asy-Sya’bi, Al-Hasan, Qatadah, dan Rabi’ bin Anas. Demikian pula yang diriwayatkan Al-Bukhari dari Ibnu ‘Abbas bahwa mereka mengubah dan menghilangkannya. (Tafsir Ibnu Katsir, 1/377, lihat pula Tafsir Ath-Thabari, 3/324)

Juga ayat di surah Al-Baqarah ayat 79 :

فَوَيۡلٌ لِّلَّذِيۡنَ يَكۡتُبُوۡنَ الۡكِتٰبَ بِاَيۡدِيۡهِمۡ
 ثُمَّ يَقُوۡلُوۡنَ هٰذَا مِنۡ عِنۡدِ اللّٰهِ لِيَشۡتَرُوۡا بِهٖ ثَمَنًا قَلِيۡلًا ؕ
فَوَيۡلٌ لَّهُمۡ مِّمَّا کَتَبَتۡ اَيۡدِيۡهِمۡ وَوَيۡلٌ لَّهُمۡ مِّمَّا يَكۡسِبُوۡنَ‏

Maka kecelakaan yang besarlah bagi orang-orang yang menulis Al Kitab dengan tangan mereka sendiri, lalu dikatakannya; “Ini dari Allah”, (dengan maksud) untuk memperoleh keuntungan yang sedikit dengan perbuatan itu. Maka kecelakaan yang besarlah bagi mereka, akibat apa yang ditulis oleh tangan mereka sendiri, dan kecelakaan yang besarlah bagi mereka, akibat apa yang mereka kerjakan.

Serta di surah Al-Maaidah ayat 41 :

يٰۤـاَيُّهَا الرَّسُوۡلُ لَا يَحۡزُنۡكَ الَّذِيۡنَ يُسَارِعُوۡنَ فِى الۡكُفۡرِ مِنَ الَّذِيۡنَ قَالُوۡۤا اٰمَنَّا بِاَ فۡوَاهِهِمۡ وَلَمۡ تُؤۡمِنۡ قُلُوۡبُهُمۡ‌ ‌ۛۚ
وَمِنَ الَّذِيۡنَ هَادُوۡا ‌ ۛۚسَمّٰعُوۡنَ لِلۡكَذِبِ سَمّٰعُوۡنَ لِقَوۡمٍ اٰخَرِيۡنَۙ لَمۡ يَاۡتُوۡكَ‌ؕ
يُحَرِّفُوۡنَ الۡـكَلِمَ مِنۡۢ بَعۡدِ مَوَاضِعِهٖ‌ۚ يَقُوۡلُوۡنَ اِنۡ اُوۡتِيۡتُمۡ هٰذَا فَخُذُوۡهُ وَاِنۡ لَّمۡ تُؤۡتَوۡهُ فَاحۡذَرُوۡا‌ ؕ
وَمَنۡ يُّرِدِ اللّٰهُ فِتۡنَـتَهٗ فَلَنۡ تَمۡلِكَ لَهٗ مِنَ اللّٰهِ شَيۡــًٔـا‌ؕ
اُولٰٓٮِٕكَ الَّذِيۡنَ لَمۡ يُرِدِ اللّٰهُ اَنۡ يُّطَهِّرَ قُلُوۡبَهُمۡ‌ ؕ لَهُمۡ فِىۡ الدُّنۡيَا خِزۡىٌ ۚۖ وَّلَهُمۡ فِىۡ الۡاٰخِرَةِ عَذَابٌ عَظِيۡمٌ

Hai Rasul, janganlah hendaknya kamu disedihkan oleh orang-orang yang bersegera (memperlihatkan) kekafirannya, yaitu diantara orang-orang yang mengatakan dengan mulut mereka:”Kami telah beriman”, padahal hati mereka belum beriman; dan (juga) di antara orang-orang Yahudi. (Orang-orang Yahudi itu) amat suka mendengar (berita-berita) bohong dan amat suka mendengar perkataan-perkataan orang lain yang belum pernah datang kepadamu ; mereka merobah perkataan-perkataan (Taurat) dari tempat-tempatnya. Mereka mengatakan: “Jika diberikan ini (yang sudah di robah-robah oleh mereka) kepada kamu, maka terimalah, dan jika kamu diberi yang bukan ini maka hati-hatilah”. Barangsiapa yang Allah menghendaki kesesatannya, maka sekali-kali kamu tidak akan mampu menolak sesuatupun (yang datang) daripada Allah. Mereka itu adalah orang-orang yang Allah tidak hendak mensucikan hati mereka. Mereka beroleh kehinaan di dunia dan di akhirat mereka beroleh siksaan yang besar.

Kali ini kita akan melihat dalam kasus distorsi pada kitab karangan Lukas pasal 24 ayat 42

Mari kita lihat apa yang ditulis oleh Bibel terbitan LAI, 1979 :

img_20180419_1415111860418096.jpg

Berikut ayatnya :

img-20180419-wa0015724065896.jpg

 

Disini ditulis : Lalu mereka memberikan kepadanya sepotong ikan goreng.

Apa yang ditulis oleh LAI 1979 diatas sama seperti apa yang ada dalam versi online http://alkitab.me/Lukas/24/42#.WthBZYjFLIU  dengan screenshot seperti dibawah ini:

lukas24-42online

Inipun senada dengan apa yang ditulis di website Sabda :

http://www.sabda.org/sabdaweb/bible/verse/?b=42&c=24&v=42&version=ende&view=single&lang=indonesia&theme=clearsky 

Contoh screenshotnya dibawah ini :

lukas24-42sabda

Tapi teks pada Lukas 24 ayat 42 ini ternyata tidak semuanya sama menyebut ikan goreng, karena beberapa versi justru menyebut ikan itu adalah ikan panggang, bukan ikan goreng. Kita sama tahu bahwa ikan goreng dan ikan panggang berbeda. Sama seperti jika kita beli ke warung nasi terus bilang mau nasi ikan… ditanya sama sang penjual… anda mau ikan goreng atau ikan panggang?

Jadi kita tak bahas sama-sama ikannya, tetapi dalam studi kritik teks (textual critiscm) keduanya harus dipandang sebagai dua teks yang berbeda. Artinya panggang dan goreng tidaklah sama.

Mari kita lihat teks yang menulisnya sebagai ikan panggang.

Continue reading

Rekonstruksi Sejarah Isa al-Masih (Referensi anti pemurtadan)

Tahun 2006, James D. Tabor, seorang pakar biblika jebolan University of Chicago mengeluarkan buku berjudul “The Jesus Dynasty”. Buku tersebut pada dasarnya merupakan kesimpulan risetnya terhadap sekumpulan peti mati yang ditemukan di Talpiot yang memiliki inkripsi Yesus serta sejumlah nama-nama keluarga beliau. James D. Tabor lalu menyebutkan bahwa ini menjadi sebuah fakta yang tidak terbantahkan bila yesus hanyalah manusia biasa yang kemudian mengalami kematian secara wajar dibumi setelah sebelumnya melakukan pernikahan serta berketurunan. Tidak berbeda jauh dengan uraian Barbara Thiering dalam buku “Jesus the man” dan Michael Baigent melalui “The Holy Blood and The Holy Grail” atau juga Da Vinci Code-nya Dan Brown yang pada tahun-tahun itu membuat heboh dunia kekristenan.

Secara umum pandangan demikian tidaklah begitu saya permasalahkan sebab saya secara pribadi juga berdasarkan surah Ali Imron ayat 144, surah ar-Ra’ad ayat 38 maupun surah Ali Imron ayat 36 memiliki pemahaman yang tidak berbeda. Sebagaimana juga pendapat ini diamini oleh kristolog Sanihu Munir, Irena Handono-Full, Ahmad Deedat serta lainnya.

Sesuatu yang disatu sisi bisa dianggap menyelisihi paham yang berkembang secara umum dimasyarakat Islam dengan keyakinan mereka bahwa Nabi ‘Isa sampai hari ini masih hidup.

Namun terlepas dari itu, rasa keagamaan saya tersinggung manakala James D. Tabor menyatakan bahwa yesus merupakan anak haram hasil perzinahan Maryam dengan seorang tentara Romawi bernama Julius Abdes Pantera. Bukan itu saja, James D. Tabor lebih jauh merujuk arti pantera sebagai pelacur, sehingga dimaknailah yesus sebagai anak pelacur.

Tuduhan keji atas pribadi Maryam yang sangat dihormati oleh al-Qur’an dan disebut dalam surah at-Tahrim ayat 12 selaku wanita baik-baik yang sangat menjaga kehormatan dirinya. Sebuah tuduhan yang juga dulunya pernah dialamatkan oleh orang-orang yahudi terhadap Maryam sebagaimana ditemukan pada surah Maryam ayat 28 dan surah an-Nisaa ayat 156.

Akhir tahun 2007 terbitlah secara nasional buku kajian lintas madzhab dan agama pertama saya hasil kerjasama dengan penerbit Restu Agung Jakarta berjudul “Rekonstruksi sejarah Isa al-Masih: Sebuah pelurusan sejarah dan jawaban untuk Dinasti Yesus”. Melalui buku setebal 356 halaman ini saya secara panjang lebar memberikan bantahan dari sumber-sumber biblika sendiri dan tentu saja al-Qur’anul Karim terhadap fitnah James D. Tabor pada diri perawan suci Maryam beserta putranya, Nabi ‘Isa al-Masih.

rsia

Saya juga dikesempatan itu ikut membahas sejumlah teori lain terkait seperti kenaikan ‘Isa kelangit, isyu ketuhanannya yang diklaim oleh umat kristiani, hingga teori-teori kontemporer seperti wafatnya Nabi ‘Isa di Venus.

Buku ini saya buka dengan pembahasan awal proses kehamilan bunda Maryam hingga masa remaja Nabi ‘Isa yang sering bepergian bersama paman ibunya bernama Yusuf dari Arimatea dalam rangka berdakwah Tauhid kepada suku-suku yang hilang dari bani Israel (the lost tribes). Buku ini juga mencakup bahasan teori pernikahan hingga wafatnya beliau berdasar kitabullah serta data-data arkeologi maupun cerita lisan yang ada dibeberapa lokasi didunia yang memang sampai hari ini masih dijumpai masyarakat yang menyebut diri mereka sebagai keturunan bani Israel Diaspora non Yahudi.

Buku pertama saya tersebut mendapat pengantar dari pengelola situs Swara Muslim, bpk. Singgih Gozali dan bpk. Masyhud S.M dari Dewan Pakar FAKTA (Forum Anti Gerakan Pemurtadan). Sebuah buku yang mungkin dapat menjadi referensi tambahan bagi para kristolog, asatidz hingga mereka-mereka yang berkecimpung dalam kajian perbandingan agama. Sama seperti rekomendasi saya terhadap buku The Five Gospels dan Misquoting Jesus dua hari terakhir sebagai bagian dari usaha membentengi akidah Tauhid umat dari pemurtadan khususnya melalui jalur kristenisasi yang marak di tengah generasi muda Islam Indonesia dewasa ini.

Salam dari Palembang Darussalam.
06 Romadhon 1436H.

Armansyah, M.Pd

Misquoting Jesus (Referensi anti pemurtadan)

Subuh pagi hari ini, 05 Romadhon 1436H saya masih mengulangi lagi kajian pribadi tentang kristologi. Tapi kali ini saya merujuk pada buku Misquoting Jesus karya Bart D. Ehrman yang bertema “Kesalahan penyalinan kitab suci Perjanjian Baru: Kisah dibalik siapa yang mengubah alkitab dan apa alasannya”.

Sebagaimana halnya kemarin terhadap buku The Five Gospels karya Funk Hoover and The Jesus Seminar, maka buku Misquoting Jesus inipun menjadi salah satu buku kristologi yang saya rekomendasikan untuk dibaca dan dimiliki oleh para Kristolog, Ustadz atau mereka-mereka yang menekuni Perbandingan Agama (misalnya mahasiswa fakultas Ushuluddin jurusan Perbandingan Agama atau lainnya) sekaligus menjadi bekal dalam membentengi akidah Tauhid umat dari pemurtadan..

Berbeda dengan The Five Gospels, buku Misquoting Jesus ini sudah diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia oleh Gramedia. Alhamdulillah saya sendiri memilikinya sejak cetakan pertama tahun 2006 diterbitkan.

Misquoting_Jesus-me

Bart. D. Ehrman sendiri bukan seorang Muslim sehingga tidak ada alasan untuk menilai hasil penelitiannya selama 30 tahun itu subyektif atau cenderung bersikap sentimen keagamaan. Bart D. Ehrman merupakan seorang kepala fakultas kajian agama di University of Carolina di Chapel Hill. Latar belakang keahlian beliau adalah sebagai Professor Perjanjian Baru. Buku ini memuat begitu banyak data ilmiah dari beliau seputar adanya perubahan atau distorsi manusia terhadap kitab perjanjian baru itu sendiri dengan semua bahasan detilnya. Sebuah klaim yang sebenarnya sudah dinyatakan secara tegas oleh al-Qur’an dalam surah al-Baqarah ayat 75, an-Nisaa ayat 46 dan al-Maaidah ayat 48.

Salam dari Palembang Darussalam.
Armansyah Azmatkhan Ba’alawi al-Husaini.