Posting ini merupakan lanjutan dari posting saya sebelumnya dalam rangka membuktikan nash al-Qur’an yang menyatakan bahwa kitab-kitab sebelum al-Qur’an telah mengalami perubahan (tasrif) oleh tangan-tangan manusia sehingga originalitas wahyu yang ada didalamnya telah terdistorsi.
وَيَقُوۡلُوۡنَ هُوَ مِنۡ عِنۡدِ اللّٰهِ وَمَا هُوَ مِنۡعِنۡدِ اللّٰهِۚ وَيَقُوۡلُوۡنَ عَلَى اللّٰهِ الۡكَذِبَ وَ هُمۡ يَعۡلَمُوۡنَ
Ali Imron – 78. Sesungguhnya diantara mereka ada segolongan yang memutar-mutar lidahnya membaca Al Kitab, supaya kamu menyangka yang dibacanya itu sebagian dari Al Kitab, padahal ia bukan dari Al Kitab dan mereka mengatakan: “Ia (yang dibaca itu datang) dari sisi Allah”, padahal ia bukan dari sisi Allah. Mereka berkata dusta terhadap Allah sedang mereka mengetahui. (http://www.alquran-indonesia.com/index.php?surah=3&a=78)
Memutar-mutar lidahnya, yaitu mereka men-tahrif (mengubahnya), sebagaimana dinukil dari Mujahid, Asy-Sya’bi, Al-Hasan, Qatadah, dan Rabi’ bin Anas. Demikian pula yang diriwayatkan Al-Bukhari dari Ibnu ‘Abbas bahwa mereka mengubah dan menghilangkannya. (Tafsir Ibnu Katsir, 1/377, lihat pula Tafsir Ath-Thabari, 3/324)
Juga ayat di surah Al-Baqarah ayat 79 :
فَوَيۡلٌ لِّلَّذِيۡنَ يَكۡتُبُوۡنَ الۡكِتٰبَ بِاَيۡدِيۡهِمۡثُمَّ يَقُوۡلُوۡنَ هٰذَا مِنۡ عِنۡدِ اللّٰهِ لِيَشۡتَرُوۡا بِهٖ ثَمَنًا قَلِيۡلًا ؕفَوَيۡلٌ لَّهُمۡ مِّمَّا کَتَبَتۡ اَيۡدِيۡهِمۡ وَوَيۡلٌ لَّهُمۡ مِّمَّا يَكۡسِبُوۡنَ
Maka kecelakaan yang besarlah bagi orang-orang yang menulis Al Kitab dengan tangan mereka sendiri, lalu dikatakannya; “Ini dari Allah”, (dengan maksud) untuk memperoleh keuntungan yang sedikit dengan perbuatan itu. Maka kecelakaan yang besarlah bagi mereka, akibat apa yang ditulis oleh tangan mereka sendiri, dan kecelakaan yang besarlah bagi mereka, akibat apa yang mereka kerjakan.
Serta di surah Al-Maaidah ayat 41 :
يٰۤـاَيُّهَا الرَّسُوۡلُ لَا يَحۡزُنۡكَ الَّذِيۡنَ يُسَارِعُوۡنَ فِى الۡكُفۡرِ مِنَ الَّذِيۡنَ قَالُوۡۤا اٰمَنَّا بِاَ فۡوَاهِهِمۡ وَلَمۡ تُؤۡمِنۡ قُلُوۡبُهُمۡ ۛۚوَمِنَ الَّذِيۡنَ هَادُوۡا ۛۚسَمّٰعُوۡنَ لِلۡكَذِبِ سَمّٰعُوۡنَ لِقَوۡمٍ اٰخَرِيۡنَۙ لَمۡ يَاۡتُوۡكَؕيُحَرِّفُوۡنَ الۡـكَلِمَ مِنۡۢ بَعۡدِ مَوَاضِعِهٖۚ يَقُوۡلُوۡنَ اِنۡ اُوۡتِيۡتُمۡ هٰذَا فَخُذُوۡهُ وَاِنۡ لَّمۡ تُؤۡتَوۡهُ فَاحۡذَرُوۡا ؕوَمَنۡ يُّرِدِ اللّٰهُ فِتۡنَـتَهٗ فَلَنۡ تَمۡلِكَ لَهٗ مِنَ اللّٰهِ شَيۡــًٔـاؕاُولٰٓٮِٕكَ الَّذِيۡنَ لَمۡ يُرِدِ اللّٰهُ اَنۡ يُّطَهِّرَ قُلُوۡبَهُمۡ ؕ لَهُمۡ فِىۡ الدُّنۡيَا خِزۡىٌ ۚۖ وَّلَهُمۡ فِىۡ الۡاٰخِرَةِ عَذَابٌ عَظِيۡمٌ
Hai Rasul, janganlah hendaknya kamu disedihkan oleh orang-orang yang bersegera (memperlihatkan) kekafirannya, yaitu diantara orang-orang yang mengatakan dengan mulut mereka:”Kami telah beriman”, padahal hati mereka belum beriman; dan (juga) di antara orang-orang Yahudi. (Orang-orang Yahudi itu) amat suka mendengar (berita-berita) bohong dan amat suka mendengar perkataan-perkataan orang lain yang belum pernah datang kepadamu ; mereka merobah perkataan-perkataan (Taurat) dari tempat-tempatnya. Mereka mengatakan: “Jika diberikan ini (yang sudah di robah-robah oleh mereka) kepada kamu, maka terimalah, dan jika kamu diberi yang bukan ini maka hati-hatilah”. Barangsiapa yang Allah menghendaki kesesatannya, maka sekali-kali kamu tidak akan mampu menolak sesuatupun (yang datang) daripada Allah. Mereka itu adalah orang-orang yang Allah tidak hendak mensucikan hati mereka. Mereka beroleh kehinaan di dunia dan di akhirat mereka beroleh siksaan yang besar.
Kali ini kita akan melihat dalam kasus distorsi pada kitab karangan Lukas pasal 24 ayat 42
Mari kita lihat apa yang ditulis oleh Bibel terbitan LAI, 1979 :
Berikut ayatnya :
Disini ditulis : Lalu mereka memberikan kepadanya sepotong ikan goreng.
Apa yang ditulis oleh LAI 1979 diatas sama seperti apa yang ada dalam versi online http://alkitab.me/Lukas/24/42#.WthBZYjFLIU dengan screenshot seperti dibawah ini:
Inipun senada dengan apa yang ditulis di website Sabda :
Contoh screenshotnya dibawah ini :
Tapi teks pada Lukas 24 ayat 42 ini ternyata tidak semuanya sama menyebut ikan goreng, karena beberapa versi justru menyebut ikan itu adalah ikan panggang, bukan ikan goreng. Kita sama tahu bahwa ikan goreng dan ikan panggang berbeda. Sama seperti jika kita beli ke warung nasi terus bilang mau nasi ikan… ditanya sama sang penjual… anda mau ikan goreng atau ikan panggang?
Jadi kita tak bahas sama-sama ikannya, tetapi dalam studi kritik teks (textual critiscm) keduanya harus dipandang sebagai dua teks yang berbeda. Artinya panggang dan goreng tidaklah sama.
Mari kita lihat teks yang menulisnya sebagai ikan panggang.
Filed under: Kristenisasi, Kristologi, Uncategorized | Comments Off on Lukas pasal 24 ayat 42 : Panggang atau Goreng?
You must be logged in to post a comment.