Kesalahan terjemahan al-Qur’an versi Depag RI

Kesalahan terjemahan al-Qur’an versi Depag RI

Oleh : Armansyah

Bagi saya, ditemukannya kesalahan terjemahan dalam kitab suci al-Qur’an versi Departemen Agama Republik Indonesia, sudah bukan sesuatu yang baru dan asing. Sudah sejak lama sebenarnya saya mengkritik beberapa terjemahan al-Qur’an terbitan Departeman Agama tersebut. Bahkan pada tahun 2007, diawal saya menerbitkan buku yang berjudul “Rekonstruksi Sejarah Isa al-Masih”, hal inipun sudah saya bahas panjang lebar. Begitupula dibuku kedua dan ketiga saya “Jejak Nabi Palsu” dan “Ramalan Imam Mahdi”. Tidak henti-hentinya saya menyampaikan kritik saya pada terjemahan al-Qur’an versi Departemen Agama.

Sangat disayangkan bila sebuah al-Qur’an yang menjadi induk dan referensi dari semua penerbitan terjemahan al-Qur’an lainnya dinegeri bernama Indonesia ini justru mengandung kesalahan-kesalahan terjemahan yang akhirnya bisa merubah arti dari ayat yang diterjemahkan itu sendiri.

Dalam buku-buku dan diskusi saya bertahun-tahun belakangan ini, saya menggugat keras terjemahan al-Qur’an versi Departemen Agama RI sekaitan surah an-Nisaa ayat 157 yang berhubungan dengan firman Allah terhadap penyaliban Nabi Isa al-Masih.

Dalam terjemahan resminya, Departemen Agama RI menterjemahkan ayat berikut ini :

وَقَوْلِهِمْ إِنَّا قَتَلْنَا الْمَسِيحَ عِيسَى ابْنَ مَرْيَمَ رَسُولَ اللَّهِ وَمَا قَتَلُوهُ وَمَا صَلَبُوهُ وَلَٰكِن شُبِّهَ لَهُمْ ۚ وَإِنَّ الَّذِينَ اخْتَلَفُوا فِيهِ لَفِي شَكٍّ مِّنْهُ ۚ مَا لَهُم بِهِ مِنْ عِلْمٍ إِلَّا اتِّبَاعَ الظَّنِّ ۚ وَمَا قَتَلُوهُ يَقِينًا

Sebagai:

Dan karena ucapan mereka: “Sesungguhnya kami telah membunuh Al Masih, Isa putra Maryam, Rasul Allah”, padahal mereka tidak membunuhnya dan tidak (pula) menyalibnya, tetapi (yang mereka bunuh ialah) orang yang diserupakan dengan Isa bagi mereka. Sesungguhnya orang-orang yang berselisih paham tentang (pembunuhan) Isa, benar-benar dalam keragu-raguan tentang yang dibunuh itu. Mereka tidak mempunyai keyakinan tentang siapa yang dibunuh itu, kecuali mengikuti persangkaan belaka, mereka tidak (pula) yakin bahwa yang mereka bunuh itu adalah Isa.

Padahal terjemahan ayat tersebut aslinya sesuai dengan kata perkatanya tidaklah demikian, jelas bahwa terjemahan versi Departemen Agama RI diatas sudah di-intervensi oleh penterjemahnya. Ini sudah jadi tafsir bukan lagi ranah terjemahan. Kita harus bisa membedakan antara tafsir dan terjemahan. Adapun terjemahan yang sebenarnya adalah :

Surah 4 ayat 157

Silahkan bandingkan kedua terjemahan diatas secara jujur. Bahwa ada intervensi atau interpolasi terjemahan pada ayat yang berbunyi :

Syubbiha Lahum (  شُبِّهَ لَهُ  ) alias disamarkan untuk mereka.

Bagaimana bisa tim penterjemah Departemen Agama RI menterjemahkan ayat tersebut dengan kata-kata “tetapi (yang mereka bunuh ialah) orang yang diserupakan dengan Isa bagi mereka.” ? Terjemahan ini sekali lagi telah menyimpangkan atau bahkan mengarahkan orang awam yang tidak paham agama dan bahasa Arab untuk mengikuti tafsiran dari para penterjemah al-Qur’an tersebut. Seakan ayat al-Qur’an memang ada yang menyebutkan bahwa dalam proses penyaliban tersebut Nabi Isa sudah diganti rupanya dengan rupa orang lain dan orang itulah yang disalib serta dibunuh. Padahal arti dari kata-kata Syubbiha Lahum adalah disamarkan untuk mereka.

Apa yang disamarkan, siapa yang disamarkan, bagaimana bentuk penyamarannya ? al-Qur’an sama sekali tidak pernah membicarakan tentang hal ini. Bahkan hadis-hadis dan kitab-kitab tarikh serta tafsirpun berbeda pendapat mengenainya. Ada yang bilang bahwa Nabi Isa sudah diserupakan dengan Simon, ada juga yang bilang dengan Yahudza Iskharyuti alias Yudas Iskariot dan seterusnya. Tetapi satu hal yang pasti sekali lagi kita ulangi bahwa semua itu bukanlah perkataan asli dari Allah didalam al-Qur’an.

Boleh jadi toh bahwa yang disamarkan atas orang-orang Bani Israel itu adalah penyaliban dan kematian Nabi Isa diatas kayu salib itulah yang terjadi. Seakan dia memang berhasil tewas diatas kayu salib sehingga disebutlah ia penyaliban dan seakan ia memang Rasul gadungan yang telah mati terbunuh, padahal Nabi Isa saat itu hanya dalam keadaan pingsan saja tetapi keadaannya itu menyerupai orang yang mati.

Silahkan anda baca tulisan saya berikut ini untuk lebih jelasnya : Misteri Penyaliban Nabi Isa (Link : https://arsiparmansyah.wordpress.com/2008/06/24/misteri-penyaliban-nabi-isa/)

Dahulu, setiap kali orang bertanya pada saya mengenai kitab terjemahan al-Qur’an yang terbaik untuk dibeli dan dijadikan referensi, saya selalu menyebutkan Tafsir al-Furqonnya A. Hassan Bandung. Sebab memang sejauh itu, tafsir milik almarhum pendiri Persis ini memang jujur dan apa adanya dalam menterjemahkan al-Qur’an, bahkan cenderung kata-perkata.

Silahkan lihat buktinya dibawah ini :

Tetapi sayangnya, beberapa waktu yang lalu ketika saya ketoko buku, saya ketemu tafsir al-Furqon A. Hassan cetakan terbaru (punya saya cetakan penerbit Bangil 1986) yang isinya justru sudah berubah dari apa yang saya miliki. Terjemahan versi A. Hassan edisi terbaru ternyata sudah setali tiga uang dengan edisi terjemahan Departemen Agama RI.

Oleh sebab itu, saya tidak lagi merekomendasikan terjemahan A. Hassan tersebut kepada mereka yang memang ingin belajar al-Qur’an secara obyektif dan bebas dari pengaruh intervensi penterjemahnya. Kecuali anda bisa mendapatkan seperti edisi yang saya miliki diatas.

Saat ini saya punya 3 edisi yang menjadi komparasi dalam penterjemahan al-Qur’an, yaitu

Tafsir al-Qur’an milik Prof. Hasbi Ash-Shidqie, Tafsir A. Hassan Bandung 1986 dan yng terbaru adalah Syamilah al-Qur’an metode Hijaz : Terjemah Per Kata.

Syamilah Al-Qur’an metode Hijaz perkata

Terjemahan al-Qur’an versi Prof. Hasbi Ash Siddqie

Untuk komparasi Online, saya biasa merujuk website Qur’anic Arabic Corpus dengan terjemahan kata perkata disertai penjelasan Nahwu Shorofnya (link : http://corpus.quran.com/wordbyword.jsp) , Berikut screenshot website tersebut :

Website al-Qur’an dengan terjemahan perkata, dilengkapi penjelasan Nahwu dan Shorof | Link bisa diakses di http://corpus.quran.com/wordbyword.jsp

Baru-baru ini, sejumlah penemuan dan publikasi besar-besaran terhadap kesalahan penterjemahan al-Qur’an edisi Departemen Agama RI telah dilakukan oleh sejumlah pihak. Tidak tanggung-tanggung, malah kesalahan terjemah tersebut mencapai angka yang fantastis : 3.229 | Subhanallah.

Berikut screen shot berita-berita yang memuatnya :

Publikasi kesalahan terjemahan al-Qur’an edisi DEPAG RI versi http://muslimdaily.net/berita/lepas/apologi-tim-terjemah-alquran-depag.html

Untuk penutup artikel, sebagai umat Islam, memang agar tidak dibodohi dan korban pembodohan atau korban kesalahan penterjemahan, entah apakah disengaja atau tidak, maka sewajarnya kita memahami, bisa dan mengerti bahasa Arab sebagai bahasa induk al-Qur’an. Sehingga kita tidak akan tergantung dengan versi terjemahan siapapun sebab memang kita bisa menterjemahkannya sendiri secara benar.

Armansyah

Palembang 4 Desember 2011

17:01 menit WIB

———–

Setelah dua tahun berlalu sejak posting diatas ini saya tulis, pada 02 Agustus 2013 artikel ini kembali saya perbaharui dengan sebuah tambahan yang mengejutkan dari Majelis Adz-Dzikra pimpinan K.H. Arifin Ilham.

Berita saya dapat dari situs islampos.com :

(click to enlarge)

Sumber asli : 

http://islampos.com/arifin-ilham-amalkan-terjemah-quran-kemenag-umat-islam-bisa-jadi-teroris-72203/

14 Responses

  1. […] Kesalahan terjemahan al-Qur’an versi Depag RI Posted on 04/12/2011 by Arman […]

  2. tapi sayangnya kok ng bisa di translet ke Indonesia ya….? ada Al qur’an versi ( terjemahan ) “TADABUR” tapi susah sekali untuk mendapatkannya. Terjemahannya apa adanya.

Comments are closed.