Isa al-Masih sudah wafat

Berikut adalah hasil diskusi antara Sdr. Armansyah (penulis buku Rekonstruksi Sejarah Isa al-Masih & Jejak Nabi Palsu) dengan Sdr. Dani Permana (moderator Milis_Iqra) berkaitan dengan konsepsi hidup dan matinya Nabi Isa al-Masih saat ini dari sudut pandang al-Qur’an, as-Sunnah dan literatur lain diluarnya.

Dani Permana :

Tiada kata yang harus saya ucapkan kecuali saya sepakat bahwa Isa Al Masih telah wafat
Menurut informasi yang didapatkan dalam Al Quran, Nabi Isa tidak meninggal karena disalib seperti yang diyakini umat Kristiani. Yang disalib adalah orang yang berkhianat pada Nabi Isa dan dia diserupakan seperti Nabi Isa a.s.

Silakan perhatikan ayat berikut, Dan karena ucapan mereka, “Sesungguhnya kami telah membunuh al-Masih, Isa putra Maryam, Rasul Allah,” padahal mereka tidak membunuhnya dan tidak pula menyalibnya, tetapi yang mereka bunuh ialah orang yang diserupakan bagi mereka. Sesungguhnya orang-orang yang berselisih paham tentang pembunuhan Isa, benar-benar dalam keragu-raguan tentang yang dibunuh itu. Mereka tidak mempunyai keyakinan tentang siapa yang dibunuh itu kecuali mengikuti persangkaan belaka, mereka tidak pula yakin bahwa yang mereka bunuh itu adalah Isa. (Q.S. An-Nisaa 4: 157).

Tetapi yang sebenarnya, Allah telah mengangkat Isa kepada-Nya. Dan Allah Mahaperkasa lagi Mahabijaksana.” (Q.S. An-Nisaa 4: 158)

Mungkin disini letak perbedaan saya dengan Mas Arman, saya memandangnya bahwa yang disalib dan yang akan di bunuh Yudas, karena adanyanya hadist dari Ibnu Abbas berkata demikian sebagaimana di nuangkan dalam Tafsir Jami’ul bayyan oleh Ibnu Jariri.

Makna diangkat pada 4/158 adalah diangkat kepada kemulian Allah, yang pantas sebagai Rasul-Nya. Kata di Angkat bukan berarti diangkat ke langit, tapi jauh lebih suci dari itu, daripada akan disentuh oleh tangan serdadu-serdadu Romawi yang akan berbuat zholim tersebut.

Kalimat Allah telah mengangkat Isa mengandung beberapa makna. Ada sebagian umat Islam yang memahami redaksi tersebut secara harfiah, mereka percaya bahwa Nabi Isa belum mati dan sekarang masih hidup di langit dan suatu saat akan turun ke bumi untuk meluruskan kekeliruan- kekeliruan umatnya.

Pendapat ini dikuatkan juga dengan sejumlah hadis. Namun, kalau di telaah secara saksama, ternyata hadis-hadis tersebut semuanya bermuara pada dua orang perawi, yaitu Ka’ab al-Ahbar dan Wahab bin Munabbin.

Ini yang selama ini saya maksud bisa saja hadist-hadist diseputar naiknya Isa a.s peninggalan perawi-perawi dari golongan Kristen yang mengatas namakan sahabat, tapi tanpa menyebut nama. Sahabat adalah object yang dibicarakan namun makna sahabat adalah bersifat global, dan akan menjadi fitnah kalau kita tidak menyebutkannya. Kedua orang tersebut adalah Ahlul Kitab yang masuk Islam.

Sayyid Quthb berkata bahwa dalam permasalahan yang berhubungan dengan keimanan, terutama masalah-masalah yang gaib seperti persoalan Nabi Isa a.s., riwayat-riwayatnya harus berlandaskan pada dalil-dalil yang sangat kuat atau qath’i, bahkan status periwayatannya harus mencapai derajat mutawatir.

Mas Aris dalam pernytaaannya dalam thread email yang lain mengatakan bahwa hadist diseputar Naiknya Isa ini adalah ahad, dan saya sepakat dengan beliau tanpa harus menolaknya semua hadist diseputar ini.

Menurut sebagian penelitian para ahli hadis, semua riwayat yang menjelaskan bahwa Nabi Isa a.s. belum wafat dan akan turun lagi ke bumi tidak mencapai derajat mutawatir. Sebagaimana nanti saya buktikan mengenai thread Analisa Turunnya Isa Almasih dengan Mas Arman.

Apabila riwayat-riwayatnya sulit dipertanggungjawabkan maka makna Allah mengangkat Isa harus kita pahami sebagai bahasa majazi (kiasan). Ayat ke-55 dalam Surat Ali Imran yang berbunyi …Bahkan, Aku (Allah) akan mengangkatmu ke sisi-Ku… bukanlah dalam pengertian diangkat fisiknya, melainkan di angkat derajatnya ke sisi Allah. Dan sebagaiman saya telah sebutkan atas kesepahaman saya dengan Ibnu Jarir dan Ar Razi Rahimahumullah.

Apakah Nabi Isa a.s masih hidup? Allah swt. menegaskan dalam Surat Ali Imran ayat 55, (Ingatlah), ketika Allah berfirman, “Hai Isa, sesungguhnya aku mutawaffiika dan mengangkat kamu kepada-Ku” (Q.S. Ali Imran 3: 55). Makna mutawaffika adalah mewafatkan. Sebagaimana pakar tafsirnya di kalangan sahabat Rasulullah, yakni Ibnu abbas radhiallahu ‘anhuma mengartikan mutawaffika dengan kami matikan engkau.

Tanggapan Armansyah untuk Dani Permana :

> ==========================
>
> [Dani] Tiada kata yang harus saya ucapkan kecuali saya sepakat bahwa Isa Al Masih telah wafat
>

[Arman] : Alhamdulillah, I’ve got your point : Nabi Isa al-Masih telah wafat.

Ini kesepakatan kita yang pertama dalam diskusi ini.
Namun saya hanya mengingatkan saja bahwa dalam hal ini, Mas Dani artinya sudah menentang ijmak Ahlussunnah yang mengatakan bahwa Nabi Isa al-Masih putera Maryam masih tetap hidup.

> [Dani] : Menurut informasi yang didapatkan dalam Al Quran, Nabi Isa tidak meninggal

> karena disalib seperti yang diyakini umat Kristiani. Yang disalib adalah
> orang yang berkhianat pada Nabi Isa dan dia diserupakan seperti Nabi Isa
> a.s.
>
> Silakan perhatikan ayat berikut, Dan karena ucapan mereka, “Sesungguhnya
> kami telah membunuh al-Masih, Isa putra Maryam, Rasul Allah,” padahal mereka
> tidak membunuhnya dan tidak pula menyalibnya, tetapi yang mereka bunuh ialah
> orang yang diserupakan bagi mereka. Sesungguhnya orang-orang yang berselisih
> paham tentang pembunuhan Isa, benar-benar dalam keragu-raguan tentang yang
> dibunuh itu. Mereka tidak mempunyai keyakinan tentang siapa yang dibunuh itu
> kecuali mengikuti persangkaan belaka, mereka tidak pula yakin bahwa yang
> mereka bunuh itu adalah Isa. (Q.S. An-Nisaa 4: 157).
>
> Tetapi yang sebenarnya, Allah telah mengangkat Isa kepada-Nya. Dan Allah
> Mahaperkasa lagi Mahabijaksana.” (Q.S. An-Nisaa 4: 158)
>
> Mungkin disini letak perbedaan saya dengan Mas Arman, saya memandangnya
> bahwa yang disalib dan yang akan di bunuh Yudas, karena adanyanya hadist
> dari Ibnu Abbas berkata demikian sebagaimana di nuangkan dalam Tafsir
> Jami’ul bayyan oleh Ibnu Jariri.
>

[Arman] : Mas Dani, izinkan saya bertanya :

1. Darimana mas Dani bisa yakin bila yang disalib adalah Yudas ?
2. Darimana mas Dani bisa yakin bila tafsir yang dinisbatkan pada Ibnu Abbas adalah sesuai dengan maksud ayat al-Qur’an yang sebenarnya ? Adakah riwayat yang memang berasal dari Nabi mengenai tafsir ayat tersebut ?

3. Mas Dani tahu bahwa kitab-kitab Tafsir tidak hanya memunculkan nama Yudas tetapi juga ada cerita lain seperti yang ada dalam Tafsir Ibnu Katsir ? Bagaimana mas Dani menyikapi perbedaan tersebut ? apa yang membuat mas Dani lebih memilih untuk percaya cerita tentang Yudas dibanding cerita yang lainnya ?

[Dani]

> Makna diangkat pada 4/158 adalah diangkat kepada kemulian Allah, yang pantas
> sebagai Rasul-Nya. Kata di Angkat bukan berarti diangkat ke langit, tapi
> jauh lebih suci dari itu, daripada akan disentuh oleh tangan serdadu-serdadu
> Romawi yang akan berbuat zholim tersebut.
>

[Arman] : Apakah tafsir yang mas Dani maksudkan dari ayat ini adalah “Nabi Isa tidak mungkin dilukai oleh musuh-musuhnya ?” ; jika benar maka izinkan lagi saya bertanya :

1. Apakah para Nabi mustahil untuk dilukai dan dizhalimi oleh musuh-musuhnya ?
2. Apakah para Nabi mustahil untuk bisa dibunuh (dalam arti yang sebenarnya dan dengan metode apapun) ?3. Bagaimana menurut mas Dani cerita lukanya Nabi Muhammad dalam perang uhud ? bagaimana dengan cerita Nabi Yahya ?

> [Dani] :

Kalimat Allah telah mengangkat Isa mengandung beberapa makna. Ada sebagian
> umat Islam yang memahami redaksi tersebut secara harfiah, mereka percaya
> bahwa Nabi Isa belum mati dan sekarang masih hidup di langit dan suatu saat
> akan turun ke bumi untuk meluruskan kekeliruan- kekeliruan umatnya.
>

[Arman] : Mas Dani, kita sama-sama maklum bila al-Qur’an menjelaskan misi kenabian Isa hanya bersifat lokal.
Beliau diutus hanya kepada bangsa Israel. Jadi disini umat beliau sejatinya hanya orang-orang yang berasal dari benih Nabi Ya’qub a.s. Nah, setelah berlalunya sang waktu, ajaran beliau banyak tersimpang sehingga dianut juga oleh orang-orang non Israel termasuk orang Indonesia dengan berbagai sukunya.

Apakah masih tepat orang-orang ini dimasukkan kedalam kelompok Bani Israel sehingga merekapun disandarkan bagian dari umatnya Nabi Isa yang perlu diluruskan ?

Saya rasa, itulah gunanya diutus Nabi Muhammad Saw yang cakupan misinya universal, lintas bangsa dan daerah. Beliaulah dengan al-Qur’annya yang bertugas untuk meluruskan kekeliruan manusia dalam mengamalkan ajaran agama mereka yang dinisbatkan pada ajaran para Nabi dan Rasul Tuhan terdahulu. Muhammad akan mencakup semua kedaerahan yang pernah ada dimasa silam, tidak hanya pada bangsa Israel, tetapi juga pada semua umat yang kepadanya sudah pernah diutus para Nabi dan Rasul. Oleh karena itu maka ditinjau dari sudut pandang ini, pengutusan Nabi Isa untuk kedua kalinya, secara tidak langsung akan :

1. Membatalkan fungsi Khatamun Nabiyyin dari Muhammad
2. Membatasi keuniversalan misi beliau
3. Menganggap Islam yang diturunkan kepada Muhammad masih belum cukup sempurna dan efektif sehingga masih harus disempurnakan oleh seorang Nabi lagi

Bagaimana pendapat mas Dani ?

[Dani] :

> Pendapat ini dikuatkan juga dengan sejumlah hadis. Namun, kalau di telaah
> secara saksama, ternyata hadis-hadis tersebut semuanya bermuara pada dua
> orang perawi, yaitu Ka’ab al-Ahbar dan Wahab bin Munabbin.

[Arman] : Mas Dani bisa memperlihatkan kepada saya dan jemaah Milis_Iqra disini hadis-hadis yang menurut mas Dani bermuara pada Ka’ab al-Ahbar dan Wahab bin Munabbin ?

Bagaiamana pula pendapat mas Dani dengan ucapan Al-Bani bahwa dia tidak berhasil menemukan riwayat-riwayat tersebut ?

> [Dani]

> Ini yang selama ini saya maksud bisa saja hadist-hadist diseputar naiknya
> Isa a.s peninggalan perawi-perawi dari golongan Kristen yang mengatas
> namakan sahabat,

[Arman] : Berarti mas Dani sebenarnya sepakat dengan saya bahwa ada indikasi sejumlah riwayat yang disebut sebagai hadis Nabi hanya disandarkan saja kepada nama-nama tertentu dari sahabat beliau Saw.

Jika benar demikian, berarti kesepakatan dalam diskusi ini bertambah satu lagi.

[Dani]

> tapi tanpa menyebut nama. Sahabat adalah object yang
> dibicarakan namun makna sahabat adalah bersifat global, dan akan menjadi
> fitnah kalau kita tidak menyebutkannya. Kedua orang tersebut adalah Ahlul
> Kitab yang masuk Islam.
>
> Sayyid Quthb berkata bahwa dalam permasalahan yang berhubungan dengan
> keimanan, terutama masalah-masalah yang gaib seperti persoalan Nabi Isa
> a.s., riwayat-riwayatnya harus berlandaskan pada dalil-dalil yang sangat
> kuat atau qath’i, bahkan status periwayatannya harus mencapai derajat
> mutawatir.
>

[Arman] : Saya sepakat bahwa “masalah-masalah yang gaib seperti persoalan Nabi Isa a.s., riwayat-riwayatnya harus berlandaskan pada dalil-dalil yang sangat kuat atau qath’i”. Dengan tambahan bahwa dalil-dalil itu bisa bersifat dinamis, fleksibel artinya bisa jadi hal tersebut bisa dibuktikan pada masa sekarang berdasar kajian-kajian terbaru dan hasil galian arkeologis yang meyakinkan. Sebab dalam salah satu tulisannya tahun 1987 diharian Merdeka, Quraish Shihabpun pernah berkata “Tidak apa kita meninggalkan tafsir klasik jika memang menemukan tafsir baru yang lebih memadai selama itu tidak keluar dari nash Al-Qur’an”.

> [Dani] :

>
> Mas Aris dalam pernytaaannya dalam thread email yang lain mengatakan bahwa
> hadist diseputar Naiknya Isa ini adalah ahad, dan saya sepakat dengan beliau
> tanpa harus menolaknya semua hadist diseputar ini.
>
>
>

[Arman] : Pertanyaan saya sama seperti sebelumnya, mas Dani bisa memperlihatkan kepada saya riwayat-riwayat yang mas Dani katakan sebagai hadis Ahad tentang kenaikan Nabi Isa al-Masih ini ?

[Dani]

> Menurut sebagian penelitian para ahli hadis, semua riwayat yang menjelaskan
> bahwa Nabi Isa a.s. belum wafat dan akan turun lagi ke bumi tidak mencapai
> derajat mutawatir. Sebagaimana nanti saya buktikan mengenai thread Analisa
> Turunnya Isa Almasih dengan Mas Arman.

[Arman] : Ulama mana saja mas Dani yang mengatakan demikian ?

> [Dani]

> Apabila riwayat-riwayatnya sulit dipertanggungjawabkan maka makna Allah
> mengangkat Isa harus kita pahami sebagai bahasa majazi (kiasan). Ayat ke-55
> dalam Surat Ali Imran yang berbunyi …Bahkan, Aku (Allah) akan mengangkatmu
> ke sisi-Ku… bukanlah dalam pengertian diangkat fisiknya, melainkan di angkat
> derajatnya ke sisi Allah. Dan sebagaiman saya telah sebutkan atas
> kesepahaman saya dengan Ibnu Jarir dan Ar Razi Rahimahumullah.

[Arman] : Berarti dalam hal ini, mas Dani bertolak belakang dengan al-Bani yang justru mengecam orang-orang yang menafsirkannya secara majazi ?

> [Dani]

> Apakah Nabi Isa a.s masih hidup? Allah swt. menegaskan dalam Surat Ali Imran
> ayat 55, (Ingatlah), ketika Allah berfirman, “Hai Isa, sesungguhnya aku
> mutawaffiika dan mengangkat kamu kepada-Ku” (Q.S. Ali Imran 3: 55).
> Makna mutawaffika adalah mewafatkan. Sebagaimana pakar tafsirnya di
> kalangan sahabat Rasulullah, yakni Ibnu abbas radhiallahu ‘anhuma
> mengartikan mutawaffika dengan kami matikan engkau.
>
> Jadi, cukup jelas bahwa Nabi Isa a.s telah wafat dan derajatnya diangkat di
> sisi Allah. Mungkin ga ada komentar Mas Arman yah? jika ada silahkan?
>

[Arman] : Alhamdulillah, saya sangat bersyukur sekali bahwa kita akhirnya bisa sepakat dalam banyak hal tentang Nabi Isa ini. Mas Dani memang membuktikan diri sebagai seorang diskusiwan yang jujur, berilmu dan penuh kredibelitas.

Semoga diskusi ini memang benar-benar mendatangkan manfaat bagi mereka yang juga mengikutinya. Insyaallah, Amin.

Sedikit komentar lagi : Lalu bagaimana mas Dani memahami kaidah turunnya Nabi Isa pada menara masjid di Damaskus yang berpegangan pada malaikat bila mas Dani sudah menyebut Nabi Isa sudah wafat ?

– Show quoted text –

>
> —
> Wassalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakaatuh,
>
> A Dani Permana
> http://adanipermana.000webhost.info
>
> –~–~———~–~—-~————~——-~–~—-~
> -=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=–=-=-=-=-=-=-=–=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=–=-=-=-=-=-=-=-
> Serulah kepada jalan Tuhanmu dengan hikmah dan pelajaran yang baik
> dan bantahlah mereka dengan cara yang lebih baik. -Qs. 16 an-Nahl :125
>
> Berilah mereka pelajaran, dan katakanlah kepada mereka perkataan yang
> berbekas pada jiwa mereka. -Qs. 4 an-Nisa’ : 63
>
> Gabung : Milis_Iqra-subscribe@googlegroups.com
> Keluar : Milis_Iqra-unsubscribe@googlegroups.com
> Situs : http://groups.google.com/group/Milis_Iqra
> Mod : moderator.milis.iqra@gmail.com
> -=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=–=-=-=-=-=-=-=–=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=–=-=-=-=-=-=-=-
> -~———-~—-~—-~—-~——~—-~——~–~—
>
>


Salamun ‘ala manittaba al Huda

ARMANSYAH
http://armansyah.blogsome.com/
http://www.penulis-indonesia.com/armansyah/blog/

3 Responses

  1. Saya setuju dengan pendapat bahwa Isa Almasih itu teah wafat, karena dalam keterangan bahwa isa diangkat dari kematian yang hina oleh karena allah mengngkatnya dan mewafatkannya menjadi wafat yang layak dan suci

  2. Saya Setuju kalau Nabi Isa itu adalah wafat … Seperti Firman Allah (Ali ‘Imran : 55) dan kata nabi Isa sendiri (Al Maa’idah : 117). Dan saya belum bisa menentukan bahwa wafat dalam arti wafat=mati. Karena dalam alquran Allah menjelaskan kata wafat ini dalam dua pengertian. wafat=mati dan wafat=tidur (az Zumar : 42).

Comments are closed.