Diskusi tentang turunnya Nabi Isa (8)

[Dani] Mas Arman akan memakan banyak waktu, jika harus di copy paste antar satu tulisan dengan yang lainnya, saya jujur baru sekedar analisa belum membandingkan, mungkin ini yang kurang dari saya.


[Arman] : Copy-paste saja sebenarnya tidak terlalu menyita waktu, hanya kemudian setelah dicopy paste masih ada hal lain yang harus dilakukan. Nah inilah yang memang membutuhkan waktu banyak, demikian menurut saya. Apalagi hasil dari perbandingan ini nantinya harus kita pertanggung jawabkan, baik secara duniawiah maupun diakhirat kelak.

Secara singkat, saya coba berikan gambaran perbandingan versi saya. Dari sini mungkin nantinya mas Dani bisa mengembangkan pada tahap-tahap yang lebih jauh lagi. Maaf bila kurang berkenan ya mas

Silahkan download file pdf berikut : Perbandingan_Hadis_Bible

[Arman] : Manusia adalah makhluk yang cerdas mas Dani, dia punya potensi untuk belajar meskipun dia belum tahu apapun tentang sesuatu hal dimasa lalu. Kesamaan hasil akhir, tidak menjadi suatu jaminan bahwa hal ini merupakan hasil replikasi dari masa silam. Bisa saja beberapa kesamaan kesimpulan terbentuk karena adanya pemikiran yang sama terhadap sesuatu itu. Referensi yang mungkin saya baca dan gunakan hanyalah salah satu jembatan bagi keluarnya kesimpulan yang kebetulan sama. Tapi saya tidak yakin bahwa pendapat saya sama seluruhnya dengan mereka dalam hal ini.

[Dani] saya akui secara jujur bahwa tidak sama namun point-point pokok ada kesamaan.

[Arman] : Alhamdulillah, akhirnya clear juga tentang saya. Terimakasih.

>
> Arman :Apa memang perlu seorang Nabi untuk menegakkan hukum yang ada pada
> al-Qur’an ? Kenapa kalau dia bukan seorang Nabi ? Apakah artinya dunia tetap
> membutuhkan nabi baru lagi untuk itu meskipun dia adalah nabi non syariat ?
>
> [Dani] Mungkin yang Mas Arman pahami bahwa Nabi Isa turun sebagai Nabi baru,
> begitu bukan?

[Arman] : Semuanya mas Dani, saya tidak dapat menerima kehadiran Nabi
Isa untuk kedua kali dalam semua bentuk kenabiannya.

Baik itu nabi baru atau nabi lama. Karena hadirnya nabi lamapun tetap
akan membatalkan kesempurnaan Islam dan khatamun

Nabiyyin dari Muhammad.

[Dani] Oke sekarang saya bicara data pendapat mas Arman sama dengan kaum Mu’tazilah, Lihat di Kitab yang saya sebutkan diawal prakata, pada halaman 26-27 Jilid I
Mereka berpendapat tentang pengingkaran Nabi Isa akan turun seperti ini
1. Dengan Firman Allah QS Al Ahzab ayat 40: dan penutup nabi-Nabi
2. Sabda Rasulullah ” Tidak ada Nabi setelahku”
3. Sabda kaum Muslimin “Bahwa tidak ada Nabilagi setelah Nabi Muhammad dan syariat beliau akan berlaku terus hingga kiamat tanpa ada yang menasakhnya
Pendapat seperti ini sudah ada pada tahun 80-han hijriyah dimana para Tabi’in Masih ada, hal ini terjadi 1400 tahun yang lalu yang mana orang tua kita pun belum lahir kedunia dan ….saya tidak akan berbicara ini pendapat Mu’tazilah, ini khawarij or anything kalau tidak ada data. Sungguh sejarah itu berulang…

[Arman] Mas Dani,. apakah Surah al-Ahzab 40, surah ali imran ayat 55, surah al-Maaidah ayat 117 baru ada pada tahun 80 hijriyah ?

[Dani] Ini pertanyaan yang bagi saya lucu Mas Arman, saya berbicara masalah pendapat dan semua orang telah mengetahui kalau al qur’an diturunkan pada Masa Rasulullah. Namun dalam perkembangannya dalam penafsiran yang membuatnya beda.

[Arman] : Sesekali kelucuan itu diperlukan mas Dani, dalam pembahasan kita sekarang ini kelucuan itu terletak pada argumentasi yang mas Dani berikan pada saya tentang perbedaan penafsiran atas ayat ini pada tahun 80-an Hijriyah. Bila kita sedikit berani untuk merintis sejarah kemasa-masa itu, akan kita dapati bahwa ini adalah era yang penuh kekacauan didunia Islam. Era dimana hadis mulai banyak dipalsukan, dimanipulasi untuk berbagai kepentingan. Jadi bukan tidak mungkin, pendapat yang keluar dari tahun-tahun tersebut adalah bentuk eksistensi dari pendapat sebenarnya yang pernah ada pada masa-masa sebelum itu. Tetapi karena hal tersebut mungkin tidak dianggap begitu penting sebelum ini akhirnya dengan mudah mendapat begitu banyak versi. Apalagi ini dikaitkan dengan ide mahdiyah alias messianisme yang merupakan bentuk pemberontakan dan harapan orang untuk bebas dari segala jenis penindasan yang berlaku. Persis sama seperti keadaan dimasa itu. Gagasan munculnya satria piningit yang ada dalam pihak tertindas akhirnya bisa jadi mendapat kompilasi dari riwayat-riwayat Yahudi tentang messianisme sehingga muncullah hadis-hadis tersebut dan dilestarikan sampai pada hari ini. Demikian yang bisa saya analisa secara global.

> [Dani]
> Jika ditanyakan kenapa kalau bukan seorang Nabi? Ini adalah diluar kekuasaan
> saya untuk menjawab, karena dilihat dari beberapa literatur Imam Mahdi yang
> memiliki otorias penuh diakhir zaman, dan Imam Mahdi bukan Nabi.
>
>

[Arman] : Nah, itulah yang saya maksud. Dan mas Dani memang tidak bisa
menjawabnya, bukan ? lalu kenapa harus mempertahankan

ide messianisme kenabian sesudah Muhammad ? Jawaban yang bisa saya
duga sementara ini tidak lain karena eksistensi hadis-

hadis yang berbicara tentang itu, bukan ? bagaimana bila seandainya
hadis-hadis tersebut tidak pernah eksis dulunya ? saya

pikir mas Dani tidak akan keberatan sama sekali dengan apa yang saya
sampaikan disini. Apakah tebakan saya salah, mas Dani ?

[Dani] Sesuatu yang sifatnya ghoib dan itu saya Imani maka akal saya tidak bisa menerka kecuali sebatas yang saya ketahui. Jika dipaksa seperti yang Mas Arman dan yang lakukan yang ada keberanan yang Mas Arman anggap benar itu adalah versinya sendiri. Tidak mewakili ijma yang telah masyhur. Dan mungkin itu sudah tabiat Mas Arman untuk melakukan hal-hal diluar yang tidak masuk akal.

[Arman] : Ini bukan masalah masuk akal ataupun tidak masuk akal, mas Dani. Kita memang sedang mendiskusikan pendapat saya dalam hal turunnya Nabi Isa ini. Akan tetapi saya tidak sendiri, mas Dani khan mencoba memberikan tinjauan dari sudut pandang mas Dani. Kemudian dari pendapat saya dan mas Dani tersebut, kita coba kompilasi sehingga menjadi data baru yang bisa jadi memerlukan jawaban yang baik. Nah bila data itu belum mencapai kesepakatan maka kita bisa mengkristalkannya jadi pertanyaan yang baru, Bukan begitu?

Oleh karena itu, argumentasi mas Dani barusan, tidak bisa saya terima. Sebab itu bukan jawaban tetapi hanya bentuk penghindaran mas Dani dengan jalan menyerang pola pikir saya yang menurut mas Dani bertentangan dengan Ijmak yang masyhur. Oleh karena itu, pertanyaan saya sebelumnya masih menyisakan jawaban dari mas Dani.

Berikut saya ulangi kembali : Beranjak dari diskusi sebelum ini yang mendapat jawaban dari mas Dani seperti masih tercantum dibagian atas, Kenapa mas Dani merasa harus tetap mempertahankan ide messianisme kenabian sesudah Muhammad ? Apakah hanya karena eksistensi hadis-hadis yang berbicara tentang itu yang tidak berani mas Dani bantah ? Bagaimana bila seandainya hadis-hadis tersebut tidak pernah eksis dulunya ? Apakah mas Dani tidak akan keberatan sama sekali dengan apa yang saya sampaikan disini ?

Silahkan dijawab mas …

[Arman] : Maka hadapkanlah wajahmu dengan lurus kepada agama (Allah); (tetaplah atas) fitrah Allah yang telah menciptakan manusia menurut fitrah itu.Tidak ada perubahan pada fitrah Allah.(Itulah) agama yang lurus; tetapi kebanyakan manusia tidak mengetahui, (QS. Ar-Ruum [30] :30) ;

[Dani] Memang ayat yang sedang dicantumkan Mas Arman ini mengenai apa?

[Arman] : Agama itu tidak sulit mas Dani, mudah dan jelas. Tidak bertentangan dengan fitrah kemanusiawian kita. Allah tidak akan membebani kita dengan hal-hal yang menyulitkan diri kita sendiri, baik dalam hal pemberitaan yang bisa dikaji maupun dalam hal ibadah-ibadah lainnya. Tuhan kita adalah Tuhan yang mengerti kondisi umat-Nya, bukan seperti tuhan-tuhan dalam teologi agama diluar kita yang kabarnya hanya bisa membuat bingung orang-orang yang mengimaninya dengan dogma-dogma irrasional. Semuanya seakan misteri dan tidak mungkin bisa dibahas atau digugat.

That is the point.

Arman:
Dan jika kamu menuruti kebanyakan orang-orang yang dimuka bumi ini, niscaya mereka akan menyesatkanmu dari jalan-Nya dan Dia lebih mengetahui tentang orang-orang yang mendapat petunjuk. (QS. Al-An’am [6] :116)

[Dani] Apakah para perawi hadist tentang turunnya Isa ke bumi adalah golongan yang sesat begitu? bisa diklarifikasi?

[Arman] : Saya hanya memperlihatkan ayat yang menyebut tentang “banyaknya jumlah sesuatu tidak mewakili nilai kebenaran pada sesuatu itu sendiri”. Itu pointnya disini, jadi saya tidak menyinggung apapun. Ayat itu berlaku umum dan saya serahkan pada mas Dani untuk menterjemahkannya seperti apa.

[Arman] : Jawaban mas Dani tidak ilmiah dan merupakan suatu pengalihan
tanggung jawab kepada Tuhan atas jawaban yang harusnya

mas Dani kemukakan kepada saya mengenai topik ini. Masalah apa yang
dirasa perlu oleh Allah, saya sangat sepakat bahwa apapun

itu bisa terjadi. Agree brother ? Akan tetapi, inipun tidak berarti
Allah harus “dipaksa” bermain secara suka-sukaNya saja.

Karena memang Dia sudah mendesain segala sesuatu yang ada dalam
mayapada ini secara halus, rapi, indah dan sempurna. Jawaban

saya sebelum ini, tidak bisa mas Dani sanggah, karena memang fakta
yang berlaku adalah demikian. Sejak turunnya wahyu-wahyu

yang bercerita mengenai Isa al-Masih kepada Nabi Muhammad maka semua
pembenaran kristen terhadap semua dogma-dogmanya patah

dengan sendirinya (Trinitas, ketuhanan isa, penebusan dosa dan seterusnya).

[dani] Ini mungkin yang membedakan saya dengan Mas Arman dalam menganalisis sesuatu yang sifatnya bagi saya ghoib, dan bukan pula mengalihkan tanggung jawab kepada Allah, karena QS Annisa 159 dan Hadist mutawatir tentang turunya Isa Al Masih telah stabit bagi saya. jadi tidak akan bisa hadist yang mutawatir itu dikalahkan oleh seorang Armansyah. Jika dikatakan tidak ilmiah apakah masih perlu hadist-hadist tentang turunya Isa di publikasikan, jika iya see http://www.almanhaj.or.id/category/view/61/page/1

Saya katakan itu adalah wewenang Allah dan kehendak Allah karena hadist yang saya pahami itu adalah datangnya dari Rasulullah. Itu adalah tugas kita untuk mematahkan hujjah-hujjah yang beredar disekitar Yahudi dan Nasrani semampu kita sebagai umat Muhammad dan meluruskan sejarah Isa Almasih, biar bagaimanapun kita tidak akan bisa hingga datangnya hari yang ditentukan itu

[Arman] : Pertama, ghaib dalam pandangan saya ada dua, yaitu ghaib yang sifatnya absolut dan ghaib yang sifatnya relatip. Ghaib yang pertama berkaitan dengan Allah secara langsung. Sementara ghaib yang kedua adalah ketidak tahuan yang bisa kita pelajari dan kita selidiki. Dalam konteks pembicaraan kita ini adalah cerita-cerita yang dinisbatkan pada eksistensi generasi terdahulu dari kita, yaitu mengenai diri Nabi Isa al-Masih. Jadi saya tidak sepakat menyebut hal ini berada pada keghaiban mutlak.

[Dani] Saya sepakat hal ini tidak disebut keghaiban mutlaq, jika dikatakan mutlaq maka tidak ada hadist-hadist yang berkaitan dengan TURUN-NYA Isa Al Masih.

[Arman] : Alhamdulillah. Berarti mas Dani secara tidak langsung membenarkan bila masih terbuka jalan untuk mengkajinya, bukan ?

Arman:
Sementara Surah 4/159 yang mas Dani sandarkan itu menurut saya bukan merujuk pada informasi tentang turunnya Nabi Isa pada akhir zaman (benarkah ada informasi diayat itu bahwa dia berkaitan dengan akhir zaman ? bisa dibuktikan)

Ayat tersebut bercerita mengenai orang-orang Ahli Kitab yang berada disekitar Nabi Isa sewaktu kehidupannya (yang tergolong dalam kelompok hawariyyin). Mereka semua beriman kepada kenabian Isa al-Masih dan senantiasa menyertainya sampai kematian datang kepada mereka.

Tafsir lain diberikan oleh Quraish Shihab di dalam bukunya yang berjudul Tafsir Al-Mishbah, Volume 2, hal. 625 dan 626 menyampaikan : “..dijelaskan dalam ayat ini (QS. An-Nisaa [4] :159) mengenai kesudahan yang akan di alami oleh Ahli kitab baik Yahudi yang tidak mempercayai kenabiannya, maupun Nasrani yang tidak percaya bahwa bahwa beliau adalah hamba Allah dan RasulNya, bukan Tuhan dan bukan anakNya. Itu ditegaskan oleh ayat di atas dengan menginformasikan bahwa “Tidak seorangpun dari Ahli Kitab, kecuali mereka pasti beriman kepadanya” yakni “kepada Isa” selaku utusan Allah dan hamba Allah “sebelum kematiannya”. Frase sebelum kematiannya” di atas adalah sebelum kematian masing-masing Ahli Kitab. Ini karena bila kematian datang, maka kebenaran akan tampil dengan gamblang dipelupuk mata setiap yang mengalami sekarat. Dan pada saat itulah, semua mengakui bahwa Isa Al-Masih putera Maryam bukan Tuhan dan bukan Anak Tuhan. Pendapat ini di kuatkan oleh bacaan yang diterima oleh Ubai ibn Ka’ab bila frase “qabla mautihim” yakni “sebelum kematian mereka” dengan penggunaan bentuk jamak “mereka”. Ini menjadi jelas bahwa kematian yang dimaksud bukan kematian Isa (single) tetapi kematian Ahli Kitab.”

[Dani] tidak ada dalam ayat 4/159 ini dengan lafazh “Qobla Mautihim” kecuali itu hanya penafsiran Quraish shihab dengan menyandarkan kepada Ubai Ibnu Ka’ab.
Yang ada dalam 4/159 adalah “Qobla Mautihi”, atas dasar apa lafazh “Qobla Mautihi” berubah kepada “qabla mautihim”, dari kaidah bahasa Arab mana digunakan bahwa lafazh single jadi jamak? Mas Arman bisa mengklarifikasi?

[Arman] : Apakah menurut mas Dani –berdasar keilmuan bahasa Arab yang mas Dani kuasai– istilah Qobla Mautihi disini menjelaskan siapa ? Ahli Kitab atau Nabi Isa ?

wa-in min ahli alkitaabi illaa layu/minanna bihi qabla mawtihi

Tidak ada seorangpun dari Ahli Kitab, kecuali akan beriman kepadanya (‘Isa) sebelum kematiannya.

Kalaupun mas Dani menyatakan bahwa hal itu merujuk pada kematian Nabi Isa, saya tidak keberatan, karena sayapun telah menjelaskan argumentasi saya menyangkut hal tersebut sebelum menuliskan pendapat Quraish Shihab diatas. Bukankah mas Dani sendiri sudah sepakat menyebut Nabi Isa saat ini sudah wafat pada thread berbeda ? lalu jawaban mas Dani sendiri tentang tafsir ayat ini seperti apa ? Apakah mas Dani meyakini Nabi Isa dihidupkan kembali lalu menjelang kematiannya yang kedua kali maka para Ahli Kitab baru akan beriman semuanya pada beliau as. ?

[Arman] : Saya tidak ngetest mas Dani, yang saya tanyakan adalah jujur untuk dijawab.
Jadi … bagaimana ? saya ulangi ya pertanyaan saya …

Bisakah mas Dani memperlihatkan kepada saya satu ayat saja dalam al-Qur’an yang menyebut misi Nabi Isa al-Masih mencakup seluruh umat manusia pada akhir zaman ?

just one verse, sama seperti ketika al-Qur’an menyebut misi Nabi Muhammad yang awalnya disebut hanya untuk ummul quro lalu beralih pada seluruh manusia.
[Dani] tidak ada

Adakah perubahan misi kerasulan Nabi Isa dari bani Israel beralih pada seluruh manusia didalam al-Qur’an ?

[Dani] tidak ada

[Arman] : Alhamdulillah, mas Dani jujur.

Arman:

Bila mas Dani tidak bisa memperlihatkan kepada saya, apakah artinya Tuhan melupakan untuk menyebutnya didalam al-Qur’an ?

[Dani] Tidak ada sesutua yang dialpakan didalam Al Qur’an

[Arman] : Alhamdulillah, jadi al-Qur’an sudah cukup jelas dalam hal ini. Sebab sekali lagi, kita telah maklumi bersama bila Nabi Muhammad adalah nabi dengan misi universal meski awalnya sempat bersifat lokal (pada ummul Quro). Tetapi sebaliknya, Nabi Isa al-Masih tetap disebut oleh al-Qur’an sebagai Rasul bagi Bani Israel.

Arman:
Lupakah mas Dani dengan artikel yang pernah mas Dani posting sebelum ini tentang al-Qur’an ? coba mas Dani review lagi posting dengan subject : Al Qur’an VS Novel Islami/Film Islami…. yang dikirim tanggal 05 Maret 2008.

[Dani] tidak lupa 🙂

[Arman] : Terimakasih.


[Dani] bagaimana dengan hadist? mengenai Misi Isa di akhir zaman, Mas Arman tidak perduli kan?

[Arman] : Jawab dulu pertanyaan saya tentang al-Qur’an, adakah disana disebutkan mengenai misi Isa pada seluruh manusia ? atau hanya terbatas pada Bani Israel semata ? Lalu bila Al-Qur’an berkata a dan ada hadis berkata b, yang mana yang mas Dani ikuti ? al-Qur’an atau hadis ? mungkinkah Nabi mengatakan sesuatu yang membatalkan al-Qur’an ? Jawaban saya ada disana.

[Dani] Sudah di jawab yah, sekarang giliran Mas Arman donk yang jawab pertanyaan saya?

[Arman] : Saya perduli mas Dani, tetapi rasa kecintaan saya terhadap al-Qur’an dan kebenaran yang disampaikan didalamnya melebihi kecintaan saya terhadap hadis-hadis seperti itu yang dinisbatkan pada Rasulullah Saw. Oleh karena itu saya tidak dapat membagi hati saya pada hadis-hadis tersebut padahal sudah jelas ilmu yang disampaikan oleh al-Qur’an untuk perkara ini. Ditambah lagi saya tahu bahwa Rasulpun tidak mungkin berfatwa sesuatu yang tidak dapat dibenarkan oleh wahyu. Saya mencintai agama ini mas Dani, saya ingin Islam dan al-Qur’an dipahami secara wajar dan sederhana. Saya perduli. Bahkan bilapun mas Dani atau orang-orang lainnya tetap mempertahankan hadis tersebut maka sayapun perduli untuk menerima perbedaan yang ada meski saya tidak dapat menyetujui konsepsinya. Silahkan saja selama memang konsepsi itu tidak membawa keterjebakan pada penuhanan Isa al-Masih yang jelas ditentang oleh Islam.

bagaimana dengan hadist, mengenai Misi Isa di akhir zaman, Mas Arman tidak perduli kan?

[Arman] : Benar itu pendapat saya, tetapi pendapat ini muncul dari
wahyu Allah didalam al-Qur’an.
[Dani] ada yang kurang Mas Arman, wahyu Al Qur’an dan persepsi Mas Arman terhadap ayat Al Qur’an dan orang-orang yang sependapat dengan Mas Arman.

[Arman] : Begitupun mas Dani, sepakat ?

[Dani] memang seharusnya begitu dan memang harus disepakati.

[Arman] : Alhamdulillah.

========================

[Dani] seperti saya dijelaskan diatas bahwa pendapat itu sudah ada pada tahun 80-an hijriyah. Sebenernya kalau mau Ilmiah bisa Mas Arman beli buku yang saya berikan pada thread awal, atau versi Indonesianya meskipun diringkas jadi satu jilid dengan judul Kemunculan Nabi Isa, Imam Mahdi dan Dajal, saya lupa penerbitnya.

[Arman] : Alhamdulillah, saya punya beberapa koleksi mengenai hal ini. Terimakasih mas Dani, jika ingat siapa penerbitnya silahkan di-informasikan kembali kesaya. InsyaAllah jika ada kesempatan saya akan mencari buku tersebut. Buku terakhir yang saya beli adalah rangkuman tafsir Ibnu Katsir khusus mengenai Isa dan Dajjal … kalau tidak salah judulnya “Dajjal sudah datang ….”, tepatnya nanti saya lihat lagi dirumah.

[Dani] Kalau tidak salah di Gramedia ada

[Arman] : Iya mas Dani, ini covernya saya lampirkan.

> > >
> >
> >

[Arman] : Benar, karena al-Qur’an memang menceritakan kisah Isa
tentang masa lalunya terkait misi-misi beliau. Al-Qur’an

belum pernah menyinggung satu kalipun perubahan misi tersebut. Bahkan
al-Qur’an dalam sejumlah tempat dengan tegas menyatakan

bila Nabi Isa sudah wafat diwaktu sekarang (present time).

[Dani] apakah kata Mutawaffika present time gitu ? saya pikir dari kaidah bahasa arab itu ada yang salah deh, bukannya waktu yang akan datang? coba di koreksi saya kalau salah

[Arman] : Tidakkah mas Dani melihat konteks pembicaraan diayat tersebut ? apakah Allah berfirman pada Nabi Isa pada saat Nabi Isa sudah wafat ketika itu ? atau Allah menyampaikan berita bahwa Dia akan mewafatkan dan menaikkan derajat Isa bila ketentuan untuk itu sudah sampai ? jelas bentuk yang digunakan adalah future tense bukan ? Ini adalah pemberitaan pada Nabi Isa dimasa lalu yang akan terjadi pada dirinya setelah misinya pada Bani Israel selesai. Jadi bukan berarti pemberitaan yang masih berlaku pada masa yang akan datang.

[Dani] Jika demikian kenapa Mas Arman menyebutnya present time jika penjelasannya seperti diatas, present bukannya waktu saat sekarang, kalau saya tidak salah mengalihbahasakan dari Ingriss ke Indo…

[Arman] : Maksud saya adalah waktu sekarang ini –present times- Nabi Isa sudah wafat, coba mas Dani tinjau kembali jawaban saya sebelumnya.


Wassalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakaatuh,

A Dani Permana
http://adanipermana.000webhost.info

–~–~———~–~—-~————~——-~–~—-~
-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=–=-=-=-=-=-=-=–=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=–=-=-=-=-=-=-=-
Serulah kepada jalan Tuhanmu dengan hikmah dan pelajaran yang baik
dan bantahlah mereka dengan cara yang lebih baik. -Qs. 16 an-Nahl :125
Berilah mereka pelajaran, dan katakanlah kepada mereka perkataan yang berbekas pada jiwa mereka. -Qs. 4 an-Nisa’ : 63

Gabung : Milis_Iqra-subscribe@googlegroups.com
Keluar : Milis_Iqra-unsubscribe@googlegroups.com
Situs : http://groups.google.com/group/Milis_Iqra
Mod : moderator.milis.iqra@gmail.com
-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=–=-=-=-=-=-=-=–=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=–=-=-=-=-=-=-=-
-~———-~—-~—-~—-~——~—-~——~–~—

[Arman] : Wa’alaykumsalam Wr. Wb.,
Senang berdiskusi dengan Mas Dani … semoga Allah senantiasa melimpahkan rahmat dan maghfiroh-Nya pada kita semua.

18 Responses

  1. Masalah kedatangan Yesus a.s di akhir zaman tidak memiliki dalil muhkamat dalam Al-Quran. Para ulama pun berbeda pendapat. Perbedaan pendapat yang terjadi menunjukkan bahwa memang hal ini berada di wilayah khilafiyah dan memungkinkan untuk diperdebatkan. Dan yang paling penting adalah, Allah SWT menyatakan salah satu ciri orang beriman yaitu beriman ADANYA HARI AKHIR. Tidak ada satu ayat pun yang saya temukan dalam Al-Quran yang menyatakan bahwa HARI AKHIR AKAN DATANG SETELAH KEDATANGAN YESUS a.s.

    Sesungguhnya terhadap khilafiyah, Allah sudah memerintahkan kita untuk memohon petunjuk-Nya :

    Katakanlah: “Wahai Allah, Pencipta langit dan bumi, Yang mengetahui barang ghaib dan yang nyata, Engkaulah Yang memutuskan antara hamba-hamba-Mu tentang apa yang selalu mereka memperselisihkannya.” (QS. Az-Zumar:46)

    Maka ilmu yang paling akurat adalah jika didapatkan langsung dari Allah SWT (ladunni). Insya Allah, ladunni tidak akan bisa terbantahkan dengan apapun.

    Berlombalah mendekat kepada Allah SWT dan dapatkan kebenaran melalui Ladunni-Nya.

  2. jika mau percaya saya…… tahun lepas saya mimpi nabi Isa akan muncul sama ada hujung tahun atau awal tahun depannya. tidak berlaku tahun lepas jadi saya tunggu tahun ini. Bila dia muncul dunia akan aman tak ada dengki mendengki. selepas itu dia akan membunuh dajjal memerangi iblis dan sekutunya. Jangan sibuk bantah membantah. Buat amalan banyak2. Mimpi saya yg lain kiamat dalam proses jangan tinggal solat dan jangan timbun harta.

  3. katanya nabi isa yang membunuh dajjal , emang bener??????????????????????????

  4. […] tentang Tuhan dan agama [Bag. 1]Misteri Penyaliban Nabi IsaMukjizat Rasul membelah bulanDiskusi tentang turunnya Nabi Isa (8)Pengertian UlamaRamalan Imam Mahdi 2015Daftar Buku ArmanNazwar Syamsu : Penanggalan […]

  5. perdebatan seperti ini seharusnya tak perlu terjadi di internet trutama di negara kita,karena hanya akan membuat orang awam menjadi bingung dan sesat.karena jumlah antara yg mengerti menurut saya lebih banyak yg awam.yg terpenting adalah tetep memegang prinsip.lakukan yg terbaik menurut orang banyak.sampai kita semua mati pun tidak akan ketemu jawaban yg bisa di terima oleh semua pihak agama.islam garis keras itu tidak patut.gunakan akal dn pikiranmu ,dan juga hati nuranimu yg paling dalam

Comments are closed.